Universitas Brawijaya Kerahkan Ratusan Mahasiswa dan Dosen Pastikan Kurban Sehat dan Sesuai Syariat

Kota Malang | ADADIMALANG.COM – Menjelang Idul Adha 2025, Universitas Brawijaya (UB) Malang menunjukkan aksi nyata dalam menjamin kesehatan dan keamanan hewan kurban melalui penerjunan besar-besaran tim medis veteriner ke berbagai wilayah di Malang Raya.

Sebanyak 916 mahasiswa dan 65 dosen dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UB secara resmi diberangkatkan untuk menjalankan tugas pemeriksaan kesehatan hewan dan daging kurban, tidak hanya di Kota Malang, tetapi juga mencakup Kabupaten Malang dan Kota Batu.

Bacaan Lainnya

Dekan FKH UB, drh. Dyah Ayu Oktavianie A.P., menyebutkan bahwa langkah ini merupakan bentuk tanggung jawab institusi pendidikan tinggi dalam mewujudkan kurban yang sesuai syariat, sehat, dan aman dikonsumsi.

“Ini bukan hanya soal praktik keilmuan, tapi juga tanggung jawab sosial kami sebagai dokter hewan. Masyarakat butuh edukasi dan jaminan bahwa daging kurban yang mereka konsumsi benar-benar layak,” ungkap Dyah saat melepas tim di Kampus Dieng, Rabu (28/5/2025).

Dalam momen yang sama, Dyah menegaskan bahwa para dosen FKH UB yang ditugaskan merupakan dokter hewan berpengalaman yang tidak hanya bekerja di Malang Raya, tetapi juga menyasar sejumlah daerah lain seperti Lamongan, Kediri, dan Surabaya. Mereka akan mendampingi mahasiswa selama proses pemeriksaan berlangsung.

Dukungan akademik ini sekaligus menjadi wahana praktik langsung bagi para mahasiswa yang tengah menjalani pendidikan profesi dokter hewan. Menurut Dyah, pengalaman ini penting sebagai bekal mereka untuk memahami peran strategis dalam melindungi masyarakat dari ancaman penyakit hewan yang bisa menular ke manusia (zoonosis).

Selain menerjunkan tim pemeriksa, FKH UB juga menggelar pelatihan teknis kepada para Juru Sembelih Halal (Juleha) dari berbagai masjid di Malang Raya. Kegiatan edukatif ini bertujuan memastikan teknik penyembelihan dilakukan secara ihsan, menghindarkan hewan dari rasa sakit yang tidak perlu, sekaligus memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan.

Kepala Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner FKH UB, drh. Widi Nugroho, Ph.D., mengungkapkan bahwa pemeriksaan awal atau antemortem terhadap hewan kurban adalah kunci utama sebelum dilakukan penyembelihan.

“Kalau hewan terlihat tidak sehat, maka harus segera ditangani atau dikeluarkan dari proses kurban. Ini penting agar tidak menimbulkan risiko kesehatan pada masyarakat,” kata Widi.

Ia juga menambahkan bahwa penyembelihan hewan kurban sebaiknya tidak hanya dilihat dari sisi ibadah semata, namun juga perlu berbasis keilmuan. Dengan teknik penyembelihan yang benar, hewan akan mengalami rasa sakit seminimal mungkin, sejalan dengan prinsip animal welfare dan syariat Islam.

Meski kegiatan pelatihan Juleha bukan hal baru, namun FKH UB tahun ini memperluas pendekatan langsung ke masjid-masjid dengan harapan edukasi ini dapat lebih diterima oleh para pengurus masjid. Sebab berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kehadiran tim edukator dari kampus kerap kali dianggap remeh bahkan ditolak.

“Padahal keterlibatan tenaga medis veteriner sangat vital dalam menjamin kualitas dan keamanan daging kurban. Ini soal kesehatan masyarakat,” tambah Widi.

Puncaknya, pelatihan Juleha akan kembali digelar pada Jumat (06/06/2025) mendatang, sebagai bentuk komitmen UB untuk menjamin ibadah kurban berjalan sesuai syariat, sekaligus mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap aspek kesehatan hewan.

“Komitmen ini kami jalankan bukan hanya karena tugas akademik, tapi karena kami peduli,” tutup Dyah. (Red)

Pos terkait