Hadir Di Malang, Dirjen Kemendiktisaintek Apresiasi Expo Di POLINEMA Sebagai Bagian Upaya Hilirisasi Riset Dan Inovasi

Kemendiktisaintek dorong hilirisasi melalui kolaborasi dengan perguruan tinggi dan industri.

Kota Malang | ADADIMALANG.COM — Kementerian Pendidikan, Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) terus memperkuat komitmennya dalam mendukung hilirisasi di Indonesia yang kali ini tercermin dalam kegiatan expo yang digelar di Politeknik Negeri Malang (POLINEMA). Acara ini mempertemukan berbagai riset inovatif dari perguruan tinggi vokasi dengan industri, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mendorong penerapan teknologi dan hasil riset dalam dunia industri.

Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek Dr. Fauzan Adziman, ST., M.Eng., yang hadir langsung dalam acara tersebut menjelaskan pentingnya hilirisasi sebagai salah satu pilar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Bacaan Lainnya

“Di Kemendiktisaintek kami berkomitmen untuk mempercepat hilirisasi, baik melalui pengembangan riset maupun sumber daya manusia yang siap bekerja di sektor industri. Program hilirisasi ini menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa hasil riset yang ada tidak hanya terhenti di tahap akademik, tetapi juga dapat diterapkan di dunia industri,” ujar Dr. Fauzan.

Dr. Fauzan Adziman, ST., M.Eng., saat berada di salah satu booth pusat riset POLINEMA (Foto : Agus Yuwono)
Dr. Fauzan Adziman, ST., M.Eng., saat berada di salah satu booth pusat riset POLINEMA (Foto : Agus Yuwono)

Program hilirisasi yang digagas oleh Kemendiktisaintek berfokus pada pengembangan produk yang berbasis riset dan inovasi teknologi berupaya memfasilitasi perguruan tinggi untuk berkolaborasi dengan industri dalam menciptakan produk bernilai tambah yang dapat membantu perekonomian Indonesia.

“Kami ingin memastikan bahwa hasil riset yang dihasilkan oleh kampus-kampus kita dapat dikembangkan menjadi produk yang siap dipasarkan. Ini adalah bagian dari strategi untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global,” jelas Dr. Fauzan.

Dalam hal ini, pendidikan tinggi vokasi seperti POLINEMA dinilai memiliki peran yang sangat penting, mengingat fokus pendidikan vokasi yang lebih aplikatif dan berorientasi langsung pada kebutuhan industri.

“Politeknik sebagai lembaga pendidikan vokasi yang menghasilkan SDM terampil sangat strategis dalam mendukung hilirisasi. Kami ingin lebih banyak perguruan tinggi vokasi seperti Polinema terlibat dalam proses ini, tidak hanya menghasilkan riset, tetapi juga mengembangkan prototipe yang siap diadopsi oleh industri,” tambahnya.

Sebagai bagian dari agenda hilirisasi, pemerintah juga mengidentifikasi sejumlah sektor strategis yang perlu mendapat perhatian lebih, termasuk pengembangan industri semikonduktor. Indonesia, yang kaya akan sumber daya alam, memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri semikonduktor dalam negeri.

“Kami ingin mengembangkan industri semikonduktor di Indonesia, di mana kita memiliki bahan baku yang cukup melimpah. Hilirisasi produk semikonduktor ini akan menjadi salah satu contoh bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan mengurangi ketergantungan pada produk impor,” kata Dr. Fauzan.

Program hilirisasi juga bertujuan untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja, terutama bagi tenaga kerja dengan keterampilan yang relevan dengan perkembangan teknologi. Hal ini, menurut Dr. Fauzan sangatlah penting untuk mempersiapkan Indonesia menghadapi tantangan global di masa depan.

“Dengan memfokuskan pada pengembangan produk dalam negeri dan peningkatan keterampilan SDM, kami harap hilirisasi akan memberikan dampak yang positif bagi perekonomian dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional,” ungkapnya.

Dalam rangka mendukung hilirisasi, pemerintah telah menyediakan berbagai program pendanaan untuk perguruan tinggi dan industri yang ingin berkolaborasi dalam mengembangkan prototipe produk. Salah satunya adalah melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yang memungkinkan perguruan tinggi mendapatkan dana untuk riset dan pengembangan produk.

“Melalui LPDP, kami mendukung perguruan tinggi untuk bekerjasama dengan industri dalam mengembangkan prototipe yang dapat diuji dan diproduksi dalam skala yang lebih besar. Ini akan membantu mempercepat proses hilirisasi dan memungkinkan riset diterima langsung oleh pasar,” ujar Dr. Fauzan.

Selain itu, Kemendiktisaintek juga berencana memperluas program hilirisasi ini dengan melibatkan lebih banyak perguruan tinggi dan industri di seluruh Indonesia.

“Kami berharap program ini tidak hanya terbatas di Jawa Timur, tetapi juga bisa diperluas ke seluruh Indonesia untuk mendorong hilirisasi secara lebih nasional. Dengan demikian, produk-produk yang dihasilkan dapat lebih cepat mengisi pasar domestik dan internasional,” pungkas Dr. Fauzan.

Dengan berbagai inisiatif dan dukungan pendanaan yang ada, Kemendiktisaintek berharap hilirisasi akan membawa perubahan signifikan dalam perekonomian Indonesia. Program hilirisasi tidak hanya berfokus pada pengembangan produk, tetapi juga bertujuan untuk membangun ekosistem yang mendukung inovasi dan kolaborasi yang berkelanjutan antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah. Dengan demikian, hilirisasi dapat mempercepat transformasi ekonomi Indonesia menuju era yang lebih maju dan mandiri. (A.Y)

Pos terkait