Kota Malang | ADADIMALANG.COM — Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) Malang menambah daftar guru besarnya dengan pengukuhan Prof. Dr. Ir. Amir Hamzah, MP. Pengukuhan yang berlangsung di GOR UNITRI pada pagi hari tadi membuktikan bahwa sosok profesor baru tersebut telah lama memberikan dampak nyata bagi masyarakat, sesuai dengan harapan pemerintah.
Kepala LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Dr. Dyah Sawitri, S.E., M.M., menyampaikan rasa syukurnya atas bertambahnya guru besar di UNITRI. Ia berharap, Prof. Amir dapat menjadi profesor yang berdampak.
“Harapan besar dari LLDIKTI wilayah VII adalah Prof. Amir Hamzah akan menjadi profesor yang berdampak, sehingga apa yang menjadi tujuan pemerintah melalui swasembada pangan, hilirisasi, dan teknologi terbarukan bisa diwujudkan,” ujar Prof. Dyah.
Ia menambahkan, kontribusi nyata dari para profesor sangat dibutuhkan untuk mewujudkan Indonesia Emas.
Prof. Amir Hamzah, yang merupakan guru besar di bidang Restorasi dan Remidiasi Tanah, menanggapi positif harapan tersebut. Ia menjelaskan bahwa penelitiannya memiliki korelasi kuat dengan isu kesehatan pangan saat ini.
“Penelitian saya memang tentang Restorasi dan Remidiasi Tanah, karena saat ini pangan yang kita konsumsi kan sebagian besar sudah tidak sehat yang disebabkan tanahnya sudah tercemar,” jelasnya.
Penelitiannya berfokus pada upaya membersihkan dan mengurangi kandungan logam berat dalam tanah. Menurut Prof. Amir, hal ini krusial agar tanaman yang tumbuh dapat dikonsumsi dengan aman.
“Saya mempelajari bagaimana upaya untuk meremediasi, atau membersihkan dan mengurangi logam berat di dalam tanah sehingga tanaman yang tumbuh di sana kalau kita konsumsi sudah aman. Apalagi sekarang pemerintah sedang gencar-gencarnya Makan Bergizi Gratis. Makan bergizi itu jika tanaman tumbuh di tanah yang tercemar kan tidak akan mungkin bergizi. Sehingga penelitian ini paralel dengan program pemerintah MBG saat ini, dan ini tentunya berdampak ya,” ungkap Prof. Amir.
Ternyata, Prof. Amir sudah sejak lama menerapkan ilmunya di lapangan. Ia mengaku telah bermitra dengan petani sayur di Kota Batu selama empat tahun terakhir.
“Saya selalu berdiskusi dengan dia termasuk menerapkan keilmuan atau penelitian yang telah saya lakukan. Jadi kalau berbicara tentang profesor berdampak, rasanya, saya sudah melakukannya sejak lama,” pungkasnya. (A.Y)