Lingkar Studi Pancasila Brawijaya adakan diskusi tentang Peranan Organisasi Kepemudaan

banner 468x60

Kota Malang – Banyak munculnya gerakan-gerakan yang membenturkan Pancasila dengan ajaran agama, terorisme ataupun membawa isu-isu kebangkitan komunis serta mewabahnya berita bohong (hoax) dan provokasi kebencian sudah menimbulkan keresahan dan gejolak di masyarakat yang menjadi keprihatinan kelompok Lingkar Studi Pancasila Brawijaya.

Dari keprihatinan sekumpulan mahasiswa Universitas Brawijaya tersebut, akhirnya digelar diskusi santai dengan tema “Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Menangkal Organisasi Masyarakat Anti Pancasila”, di Kopilogi Cafe yang ada di Jalan Idjen Kota Malang, Jumat (16/9) yang menghadirkan dua pemateri kharismatik yaitu dosen senior Jurusan Sosiologi Universitas Brawijaya Ahmad Imron Rozuli dan Jurnalis Senior Media Online Malang, Ahmad Baihaqi Kadmi yang dihadiri sekitar lima puluhan peserta diskusi.

Bacaan Lainnya

Ahmad Baihaqi Kadmi yang akrab disapa dengan sebutan “Gus Bai”, menyampaikan beberapa poin terkait Pancasila saat ini yang cenderung hanya dihafalkan dan dijadikan hiasan tetapi tidak dihayati terlebih lagi diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Pancasila adalah komitmen teguh dari semua elemen bangsa untuk hidup bersama, menjalin kasih sayang dan empati dan mengutamakan musyawarah dengan dijiwai Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga tercipta Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Gus Bai.

Dalam acara diskusi tersebut, Gus Bai menyerukan agar para pemuda Indonesia harus mau menelusuri sejarah perjuangan bangsa yang penuh nilai luhur dan keunikan dibanding bangsa lain termasuk sejarah lahirnya Pancasila.

“Dari proses penelusuran sejarah, tahapan selanjutnya adalah melakukan penghayatan terhadap masing-masing sila hingga Pancasila benar-benar merasuk di dalam jiwa sehingga menjadi cara pandang terhadap dunia sekaligus menjadi pusat pengendalian diri dalam setiap perbuatan. Setelah melalui proses penghayatan, maka Pancasila harus diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari mulai dari hal-hal yang kelihatannya sepele,” ujar Gus Bai.

Sementara itu, pemateri kedua yaitu Ahmad Imron Rozuli yang akrab disapa dengan panggilan Cak Imron ini memaparkan sekilas tentang Komunis.

“Ide komunisme dengan cita-cita masyarakat tanpa kelas dalam melawan kapitalisme menemui jalan buntu akibat ide tersebut tidak bisa diejawantahkan dan tidak aplikatif bahkan utopis. Ide-ide yang dikemukakan Karl Marxpun juga mengesampingkan aspek rohaniah manusia yang sebenarnya juga sangat pokok untuk membangun sebuah masyarakat yang sejahtera,” ujar Cak Imron.

Terkait konstelasi perekonomian dunia pada saat ini dimana dominasi kekuatan ekonomi dunia akan menentukan cara berpikir dan berperilaku sebuah masyarakat, disampaikan Cak Imron bahwa dalam kondisi seperti itu maka pengejawantahan nilai-nilai Pancasila menjadi sangat urgent. “Pancasila menjadi jalan terbaik dalam mewujudkan masyarakat sejahtera yang juga diidamkan penganut ide Kapitalis maupun Sosialis-Komunis. Pancasila lebih komprehensif karena tidak menegasikan hubungan manusia dengan Tuhan dan berupaya menciptakan keseimbangan dalam kehidupan,” ungkap Cak Imron.

Bonus demografi yang akan dihadapi bangsa Indonesia dinilai Cak Imron sebagai peluang emas bagi Indonesia untuk membangun masyarakat sesuai nilai-nilai dalam Pancasila dan melawan dominasi kekuatan AS maupun Tiongkok.

Diskusi santai tersebut ditutup sekitar pukul 17.30 dengan harapan akan ada diskusi maupun aksi lanjutan terkait dengan Pancasila dan Kepemudaan ataupun yang terkait dengan organisasi masyarakat yang anti Pancasila. (A.Y)

 

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan