Kota Malang – Setelah sebelumnya STMIK Asia kota Malang menggelar roadshow seminar tentang Digital Creative dengan tujuan untuk membuka wawasan dan memberi motivasi para mahasiswa agar mau berkecimpung di dalam dunia digital creative, STMIK ASIA mengadakan workshop tentang Start Up selama tiga hari (15-18/12).
Kepala Program Studi Teknik Informatika STMIK ASIA, Rina dewi indahsari, menjelaskan bahwa kegiatan workshop Start Up kali ini merupakan kelanjutan dari acara roadshow seminar yang sudah dilaksanakan sebelumnya.
“Workshop hari ini tujuannya adalah untuk validasi ide-ide mahasiswa yang menjadi peserta workshop. Pada waktu seminar dulu para peserta di brain storming untuk mengeluarkan ide-idenya apa saja untuk menangani masalah-masalah yang ada, tetapi ide yang bagus sekalipun dari mahasiswa ternyata belum tentu berhasil diterima pasar (pengguna) seperti harapan para pembuatnya. Nah karena itu sebelum susah payah melakukan coding untuk membuat aplikasinya, dilakukanlah kegiatan ini untuk memvalidasi ide apakah aplikasi yang dibuatnya memang benar-benar bisa menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat,” ujar Rina di sela-sela pelaksanaan workshop.
Peserta acara workshop kali ini mencapai 49 orang yang dibagi dalam berbagai kelompok untuk membahas satu tema atau ide start up yang akan dibuatnya.
“Tentunya pesertanya dari STMIK ASIA 15 orang, beberapa mahasiswa kampus lain di Malang Raya hingga kampus Pasuruan hingga Probolinggo dengan rata-rata tema aplikasi tersebut membahas tentang solusi pelayanan di masyarakat seperti aplikasi start up Law Firma, solusi masalah sistem bank sampah di sekitar yang dinilai tidak berfungsi hingga aplikasi penyediaan jasa serabutan di rumah tangga,” ujar Rina.
Acara workshop yang diisi oleh praktisi start up James Tomassow ini akan berakhir hari Minggu besok (17/12) dengan target akhir para peserta mampu membuat prototype dan mempresentasikannya.
“Dengan adanya validasi ide ini maka bisa membuat para mahasiswa ini membuat aplikasi yang benar-benar dibutuhkan masyarakat, serta bisa menghadapi masyarakat ataupun pihak investor,” ujar James Tomassow.
Sementara itu ditemui di lokasi yang sama, Ketua Perguruan Tinggi STMIK ASIA, Teguh Widodo menyatakan acara workshop tersebut dilaksanakan untuk melatih para mahasiswa untuk segera mempunyai skill yang cepat untuk bisa menjadi pelaku Start Up.
“Kalau ternyata progressnya para mahasiswa memang sudah tidak perlu bimbingan lagi ya sudah, nanti kita tinggal memonitor start up tersebut tetap berjalan, seperti Polisi Online yang sampai sekarang masih berjalan dan justru dibuat model yang lainnya lagi. Karena saat ini kita lihat para mahasiswa masih membutuhkan bimbingan dari para expert, maka kita laksanakan acara workshop ini,” ujar Teguh Widodo.
Teguh juga mengingatkan bahwa para mahasiswa STMIK ASIA yang mengikuti workshop tersebut bisa menjadi mentor bagi mahasiswa yuniornya untuk bisa mengikuti jejak para mahasiswa yang sudah bisa membuat start up untuk terjun di kegiatan digital creative.
“Di STMIK ASIA ini ada program Bisnis Praktis dari tahap satu hingga empat dimana para mahasiswa menjadi mentor para mahasiswa yunior mereka. Harapan kami dengan workshop ini bisa membuat skill para mahasiswa kami semakin canggih dari sebelum ikut workshop ini,” pungkas Teguh Widodo yang juga bersedia akan mengadakan kegiatan workshop Coding Day setelah workshop kali ini. (A.Y)