Kota Malang – Menyadari masih cukup tingginya ketimpangan pembangunan yang ada antara wilayah perkotaan dan pedesaan, Forum Diskusi Mahasiswa Penalaran (Fordimapelar) Universitas Merdeka Malang mengadakan seminar nasional di ruang PPI Universitas Merdeka Malang hari ini, Senin (23/04).
Seminar Nasional yang mengambil tema ‘Meningkatkan Peran Pemuda Dalam Membangun Desa Berkelanjutan untuk Indonesia Baru’ ini menghadirkan narasumber dari kalangan pemuda yang dinilai memiliki prestasi, pemikiran dan peran yang besar bagi pembangunan Indonesia seperti Ahmad Erani Yustika yang saat ini menjabat sebagai Dirjen Pembangunan Kawasan Persewaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, salah satu redaktur media online nasional Arif Hidayat, serta Bupati Non Aktif Emil Dardak yang saat ini sedang mencalonkan diri menjadi Calon Wakil Gubernur Jawa Timur.
Dirjen Pembangunan Kawasan Persewaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Ahmad Erani Yustika dalam pemaparannya menyebutkan bahwa berdasarkan data BPS tahun sebelumnya diketahui bahwa angka kemiskinan sudah pada level 10,2% danpada tahun 2018 diprediksi angka kemiskinan bisa dibawah 10% yang bisa menjadi sejarah Indonesia.
“Semoga saja itu bisa terjadi dimana angka kemiskinan bisa di bawah dua digit. Tetapi meskipun angka kemiskinan turun, tetapi jika kita bagi secara wilayah di wilayah perkotaan 7,2% dtetapi di wilayah perdesaan masih 13,9% alias hampir dua kali lipat kemiskinan di wilaya perkotaan, sehingga itu menjadi alasan bahwa pembangunan masih menyisakan satu area di pedesaan yang seharusnya juga menikmati pembangunan dengan percepatanan yang sama,” ungkap Ahmad Erani.
Dari kondisi tersebut, menurut Ahmad Erani membuat pemerintah mulai akhir 2014 lalu mulai fokus melakukan percepatan pembangunan di desa.
“Alasan kedua kenapa harus mulai membangun pedesaan adalah sektor Sumber Daya Alam (SDA) dalam arti luas ada di wilayah pedesaan tetapi masyarakat desa justru tidak menikmati pembangunan,” tegas Ahmad Erani Y.
Dari data-data BPS yang telah dilaporkan diketahui bahwa harus ada afirmasi yang lebih kencang di desa, dimana 14% desa dari 74,093 desa hingga saat ini masih belum memiliki Sekolah Dasar Negeri, 11% Kepala Keluarga (KK) dari 50,6 juta KK yang tinggal di desa belum mendapatkan akses listrik, 32,4% dari 74 ribu desa memiliki akses air bersih, 9,4% dari 74.093 desa tidak terjangkau sinyal telekomunikasi dan 14% dari total 74.093 desa memiliki akses jalan yang buruk.
“Dana desa merupakan upaya pemerintah dalam menyiapkan infra struktur pembangunan di desa, termasuk penyediaan pendamping desa hingga pemberian pelatihan-pelatihan bagi aparatur desa termasuk pengelolaan dana desa,” ungkap A. Erani Yustika.
Sebelum menutup pemaparannya, Ahmad Erani Yustika berharap kalangan pemuda khususnya mahasiswa juga mengawal dan turut berperan serta dalam pembangunan di desa, khususnya dalam masalah literasi masyarakat di wilayah pedesaan yang masih lemah hingga saat ini. (A.Y)