Polinema gelar Seminar Nasional Bahasa dan Sastra

banner 468x60

Kota Malang – Meskipun tidak linear dengan program studi (prodi) yang ada di Politeknik Negeri Malang (Polinema), namun kepedulian terhadap penggunaan bahasa dan sastra justru muncul dari kalangan pendidik di Polinema tersebut. Kepedulian penggunaan bahasa dan sastra di media sosial yang dinilai sudah tidak tepat dan berpengaruh negatif membuat para dosen di Polinema menggelar Seminar Nasional Bahasa dan Sastra (Senabasa) dengan tema  ‘Bahasa dan Sastra Dalam Era Digital’ pagi hari tadi, Kamis (30/08).

Senabasa Polinema tahun 2018 ini mengundang beberapa pakar dan praktis di bidang bahasa dan sastra seperti Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Dadang Sunendar, Dedi Sanjaya dari Unversitas Pahang dan juga Anang Santoso yang merupakan Dosen Pasca Sarjana Universitas Negeri malang (UM).

Bacaan Lainnya

Ketua Panitia Seminar nasional Bahasa dan Sastra Polinema, Mujianto menjelaskan baha para dosen pendidik di Polinema memiliki kepedulian terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang tidak tepat pada era digital saat ini.

“Seminar nasional ini bermula pada kepedulian kami pada penggunaan bahasa pada media sosial saat ini yang sangat intens dimana media sosial ini digunakan dengan multi segmen dan usia. Banyak sekali ditemui penggunaan bahasa yang tidak tepat bahkan menggunakan bahasa dan ungkapan kebencian, hasutan, kebohongan dan hoaks yang tentunya berpengaruh kepada masyarakat dan proses menempuh pendidikan,” ungkap Mujianto

Seminar yang diikuti oleh para dosen pendidik dan mahasiswa di Politeknik Negeri Malang ini dilaksanakan agar bisa mengungkap dan mengkritisi apa latar belakang mengapa masyarakat menggunakan bahasa dan ungkapan kebencian, hasutan, bohong (hoaks) dan pengaruhnya kepada masyarakat serta proses pembelajaran.

“Banyak dampak pengaruh negatif dari hal tersebut dimana banyak anak kecil yang menggunakan bahasa di media sosial tersebut untuk berkomunikasi dan mengerjakan tugas sekolah. Untuk kalangan pendidikan tingkat tinggi, terjadi plagiasi oleh mahasiswa dalam pengerjaan tugas kuliahnya,” ungkap Mujianto.

Mujianto mengakui di dunia teknik yang menjadi bidang di Polinema masih banyak kata atau istilah yang belum ada padanan pada bahasa Indonesia, padahal harapannya semua istilah tersebut menggunakan bahasa Indonesia yang merupakan Bahasa Persatuan Bangsa Indonesia.

“Tapi yang namanya bahasa kan tetap dipakai bahkan di dunia teknik sekalipun untuk berkomunikasi dalam kegiatan sehari-hari sehingga tetap penting untuk dipelajari termasuk di Polinema ini,” pungkas Mujianto. (A.Y)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan