STIE Malangkuçeçwara terapkan SKKM sebelum Pemerintah keluarkan kebijakan SKPI.
ADADIMALANG – Menyadari bahwa catatan prestasi dan juga kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa akan sangat penting setelah mahasiswa tersebut lulus dan akan mencari pekerjaan, STIE Malangkuçeçwara ternyata telah memiliki sistem untuk pencatatan yang diberi nama SOS 24 (Student Online System 24 jam).
Menurut Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STIE Malangkuçeçwara (ABM) Malang, Dr Kadarusman SE., Ak., M.M., CA., SOS 24 tersebut sudah lama dibuat dan diberlakukan di STIE Malangkuçeçwara.
“Jadi di STIE Malangkuçeçwara (ABM) sudah lama menerapkan sistem pencatatan secara online tersebut, karena kami menyadari saat itu masih sulit jika mengharapkan mahasiswa sendiri yang mencatat berbagai kegiatan termasuk prestasinya. Oleh karena itu kampus akhirnya menyediakan sistem pencatatan tersebut,” ungkap Kadarusman.

Dengan adanya sistem pencatatan tersebut, mahasiswa cukup membawakan bukti keaktifan dalam suatu organisasi melalui SK yang ditandatangani Ketua, selain itu juga bisa dalam bentuk ijazah atau bukti kepesertaan kegiatan ataupun medali dan piagam penghargaan.
“Mahasiswa cukup bawa surat atau bukti kepesertaan atau raihan prestasi ke bagian CS kampus yang nanti akan mencatat dan menginput datanya ke sistem. Sehingga sekarangpun mahasiswa sudah dapat mengetahui berapa jumlah poin Satuan Kredit Kegiatan Mahasiswa (SKKM),” jelasnya.
Terkait dengan adanya SKKM tersebut, mahasiswa STIE Malangkuçeçwara harus aktif berorganisasi ataupun beraktivitas ilmiah ataupun meraih prestasi di berbagai ajang perlombaan. Hal tersebut disebabkan mahasiswa STIE Malangkuçeçwara harus tetap memenuhi batas minimal SKKM yang ditetapkan agar dapat mengikuti ujian komprehensif untuk dapat lulus kuliah.
“Jadi setiap tingkatan kegiatan memiliki poin tersendiri dari 2 hingga 10. Misalkan mendapat prestasi tingkat nasional maka mahasiswa tersebut dapat memperoleh 10 poin,” ungkap Wakil Ketua III STIE Malangkuçeçwara.
Sistem SKKM tersebut diakui Kadarusman tidak selalu diterapkan oleh kampus yang lain. Namun dengan keberadaan SKKM yang dapat ditunjukkan bersama Surat Keterangan Pendamping Ijasah (SKPI) tersebut menurut Kadarusman akan dapat meningkatkan added value lulusan STIE Malangkuçeçwara saat melamar kerja.
Selain menerapkan SKKM bagi mahasiswa, STIE Malangkuçeçwara juga menerapkan SKKD (Satuan Kredit Kegiatan Dosen ) dimana salah satunya adalah kewajiban memberikan seminar secara gratis kepada mahasiswa STIE Malangkuçeçwara.
“Dulu kan masih jarang dan sulit banget seminar-seminar sehingga disiasati dengan kewajiban dosen memberikan seminar kepada mahasiswanya. Dengan begitu maka mahasiswa dapat mengisi SKKM dan dosen juga dapat mengisi SKKD yang akan berdampak pada penilaian kinerja dosen STIE Malangkuçeçwara,” pungkas Kadarusman. (A.Y)