Kabupaten Malang | ADADIMALANG.COM – Pinjaman online (pinjol) kini semakin marak dan kerap menjerat masyarakat, terutama mahasiswa yang belum terbiasa mengelola keuangan.
Melihat fenomena ini, sejumlah dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Malang (UM) memilih cara berbeda untuk memberikan edukasi. Mereka mengajak mahasiswa dan masyarakat belajar literasi keuangan di ruang terbuka, tepatnya di Kebun Rojo Camp, Gading Kulon, kecamatan Dau, Kabupaten Malang selama dua hari sejak tanggal 23 Agustus 2025.
Mengusung tema “Edukasi Pengelolaan Keuangan melalui Aktivitas Alam sebagai Cara Menumbuhkan Kontrol Diri untuk Mencegah Ketergantungan pada Pinjaman Online”, kegiatan edukasi ini diikuti mahasiswa, dosen dan juga sejumlah masyarakat.
Ketua Tim Pengabdian, Dhika Maha Putri, S.Pd., M.Acc., menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat dengan dukungan Phintraco Sekuritas dan Dolen Nusantara Training.
“Kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya mendukung SDGs 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDGs 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi),” ujar Dhika yang didukung pula oleh Ria Zulkha Ermayda, SST., M.Si., Novi Trisnawati, S.E., M.S.A., CRA, CILA., dan juga Helianti Utami, S.E., M.Si., Ak., Ph.D..
Menurutnya, literasi keuangan sebaiknya dimulai sejak dini. Langkah praktis seperti membuat anggaran, mencatat pengeluaran, dan membiasakan menabung bisa menjadi tameng awal dari jeratan pinjol.

Suasana santai di tengah alam membuat diskusi lebih interaktif. Peserta tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga aktif bertanya dan berbagi pengalaman. Hal ini membuat pembahasan terasa lebih nyata dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Selain literasi dasar, peserta juga mendapat wawasan tentang dunia investasi. Ifan Ferdian memperkenalkan instrumen investasi seperti reksa dana hingga saham, sambil menekankan pentingnya memahami keseimbangan antara peluang dan risiko.
Materi ini diperdalam oleh Newzen Saputra yang membahas tentang Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana. Ia memberikan gambaran bagaimana masyarakat dapat ikut serta dalam pasar modal dengan bijak.
Di akhir sesi, banyak peserta mengaku mendapatkan pemahaman baru mengenai pengelolaan uang dan strategi investasi.

“Para peserta merasa kegiatan ini membantu membuka pola pikir untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan finansial dan menjauhi ketergantungan pada pinjaman online,” pungkas Dhika.
Kegiatan ini membuktikan bahwa edukasi finansial tidak harus kaku. Dengan pendekatan terbuka, kontekstual, dan relevan, literasi keuangan bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan sekaligus bermanfaat bagi masyarakat luas. (Red)