
Kota Malang – Memasuki era revolusi industri 4.0 saat ini, rupanya juga dimanfaatkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kota Malang untuk memberikan layanan lebih kepada masyarakat sebagai pelanggannya.
Layanan baru yang diberikan kepada pelanggan PDAM Kota Malang ini adalah segala layanan akan mampu diberikan secara lebih cepat, efisien dan transparan.
“Jadi kita telah melakukan inovasi untuk mengintegrasikan sistem informasi dalam pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Supevisory Control and Data Acquisition (SCADA) secara keseluruhan dapat dimonitor melalui Total Water Utility Integrated Network Command Centre (TCC),” ujar Plt Direktur PDAM, Anita Sari kepada ADADIMALANG, (11/12).
Dengan penerapan teknologi digital yang terintegrsi dalam satu sistem tersebut menurut Anita Sari akan mudah dilakukan pemantauan mulai dari pengaduan masyarakat, informasi dari masyarakat, pengawasan kerja dan target kerja yang telah ditetapkan.
“Pengaduan masyarakat bisa kita pantau langsung real time dan bisa lebih cepat direspon dan ditangani. Sebenarnya persiapan inovasi ini telah kita lakukan sejak tahun 2010 lalu dan baru akan dlaunching pada tanggal 13 Desember 2018 mendatang oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian komunikasi dan Informatika,” ungkap Anita Sari.
Diakui oleh Anita Sari, dengan penerapan sistem digital tersebut selain berdampak besar pada kinerja para petugas PDAM, juga memudahkan para pelanggan dalam berinteraksi dengan PDAM hingga melakuka pembayaran.
“Tidak perlu lagi naik angkutan atau kendaraan lagi untuk membayar PDAM, cukup dengan gadget yang dimilikinya maka sudah bisa membayar, komplain hingga memberikan informasi kepada petugas. Jumlah pegawai kami semakin sedikit sejak ada penerapan sistem digital ini, dimana kinerja bisa terpantau dan terukur dan semuanya lebih transparan. Ini semua juga bagian dari upaya mewujudkan kota Malang sebagai Smart City,” ujar Anita Sari.
Saat ditanya seberapa besar anggaran bisa ditekan dengan penerapan sistem TCC tersebut, Anita Sari enggan menjawab karena data detailnya tidak dipegangnya saat itu tetapi ditegaskan cukup besar.
“Biasanya untuk pengawasan itu membutuhkan banyak anggaran seperti transportasi, SDM dan lain sebagainya tetapi sekarang cukup satu orang memantau di satu monitor di sini sudah terlihat. Investasi awal memang cukup besar tetapi seiring berjalannya waktu, maka akan jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan anggaran yang harus dikeluarkan setiap harinya,” pungkas Anita Sari. (A.Y)