
ADADIMALANG – Terhitung sejak tanggal 16 Maret 202 yang lalu, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang secara resmi telah mengganti perkuliahan tatap muka menjadi perkuliahan daring (online learning) hingga tanggal 29 Maret 2020.
Hal tersebut sesuai dengan Surat Edaran Rektor ITN Malang Kustamar dengan nomor ITN.03.0326/IX.REK/2020) yang telah diedarkan dan diberitahukan kepada civitas akademika ITN Malang beberapa waktu yang lalu.
Namun seiring dengan meningkatnya penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di Indonesia dan anjuran pemerintah untuk belajar di rumah saja, maka Rektor ITN Malang Kustamar pada tanggal 26 Maret 2020 kembali mengeluarkan Surat Edaran Rektor ITN Malang yang baru tentang perpanjangan proses pembelajaran daring hingga berakhirnya semester genap 2019/2020.
“Surat edaran ini berlaku selama masa darurat pandemi Covid-19 dimana SE ini dikeluarkan setelah melihat kondisi pandemi Covid-19 ini masih belum selesai dan sesuai himbauan pemerintah untuk belajar di rumah,” ungkap Kustamar saat dihubungi via telepon.
Selain meniadakan kegiatan belajar secara tatap muka, ITN Malang juga melarang adanya kegiatan mahasiswa yang berpotensi mengumpulkan massa atau kerumunan seperti seminar, workshop, kuliah tamu, inaugurasi, dan kegiatan organisasi mahasiswa baik himpunan maupun Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
“Benar, mahasiswa ITN Malang berlanjut kuliah online dari rumah (kos) masing-masing sampai akhir semester genap 2019/2020. Jadi, tidak ada libur kuliah. Mahasiswa harus rajin komunikasi dengan dosen, dan selalu ikuti perkembangan (materi kuliah dan kampus),” ujar Kustamar.
Perkuliahan daring (online learning) yang diterapkan ini menurut Rektor ITN Malanh tentu menjadi tantangan tersendiri bagi perguruan tinggi termasuk ITN Malang dimana sistem Pembelajaran Daring (SPADA) menjadi standar online learning ITN Malang dan ditunjang dengan aplikasi lain seperti ZOOM, email, whatsapp (WA) dan lain sebagainya.
“Pada dasarnya secara bertahap semua mengarah ke SPADA. Di sana (SPADA) bahan ajar sudah kami cantumkan linknya, jadi mahasiswa tidak perlu ribet lagi. Namun untuk saat ini mengutamakan yang paling mudah untuk interaktif. Tergantung kesepakatan dosen dan mahasiswa mau memakai apa (pembelajaran online). Yang paling familiar bagi mayoritas orang ya WA untuk diskusi,” imbuh Rektor yang juga ahli di bidang pengairan ini.
Masih menurut Kustamar, untuk praktek memang masih dapat menggunakan data-data yang lama, sedangkan kompetensi keterampilan dilaksanakan saat kondisi sudah kondusif sehingga membutuhkan platform online yang bisa diakses mahasiswa adalah fasilitas perpustakaan untuk menunjang pembelajaran.
Terkait dengan mahasiswa semester akhir yang akan dan sedang menempuh skripsi, Rektor ITN Malang menyarankan mahasiswa untuk menggunakan data skunder untuk membantu mahasiswa dalam penyusunan skripsi mengingat terbatasnya waktu dan kesempatan untuk keluar rumah serta bertemu dosen pembimbing.
“Materi (skripsi) disarankan yang dapat menggunakan data sekunder. Seperti topik, optimasi desain, studi literatur, dan lain-lain. Nanti untuk bimbingan bisa lewat WA, ujian dan seminar bisa memakai aplikasi teleconference,” pungkas Kustamar.
Sementara itu Kepala Prodi Sarjana Terapan (D-4) Teknik Mesin Industri ITN Malang, Aladin Eko Purkuncoro menjelaskan pihaknya sudah langsung menerapkan SPADA dalam kuliah daring, sementara untuk praktik diganti dengan kegiatan yang bersifat psikomotorik sesuai mata kuliah.
“Sejauh ini sangat bagus untuk penerapan kuliah daring ini karena kami bisa saling berkomunikasi dengan mahasiswa sehingga materi kuliah tetap tersampaikan. Meskipun kendalanya ada yang tidak bisa ikut dengan alasan kuota yang terjadi juga di banyak tempat (kampus),” kata Aladin. (A.Y)