Tawarkan belanja, Wisata dan belajar bersama di VBT.

ADADIMALANG – Proses tidak akan mengkhianati hasil. Mungkin begitulah yang kini dirasakan oleh pengurus RW 11 dan juga warga masyarakatnya. Bagaimana tidak, kondisi pandemi virus vorona (covid-19) yang berdampak kepada semua lapisan masyarakat mampu diubah menjadi sebuah wujud kemandirian.

Ketua Kampung Tangguh Villa Bukit Tidar (VBT), Muwafik Shaleh menjelaskan bahwa upaya menciptakan kemandirian masyarakat itu diwujudkan dalam pembentukan Kampung Tangguh yang digagas oleh banyak pihak termasuk pemerintah bersama jajaran TNI Polri dan akademisi.

“Kampung tangguh ini dibangun sejak awal covid-19 sekitar dibulan Maret dan April 2020 saat semua terhenti aktifitas, semua stay at home sehingga kami berpikir bahwa jika ini terus terjadi maka warga akan menghadapi masalah perekonomian dan berkurang pendapatannya. Hal ini harus dicarikan solusinya. Selain kami menanggulangi persoalan pencegahan penyebaran virus covid-19 ini,” ungkap pria yang menjadi Ketua Satgas Covid-19 VBT.

Kemandirian warga VBT inipun dibuat melalui adanya program Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang dijalankan sejak bulan Maret 2020 dengan wujud pemberian sembako dan voucher belanja senilai Rp.25 ribu selama empat bulan berturut-turut setiap minggunya untuk 120 warga terdampak.

“Kami membangkitkan ketangguhan ekonomi dengan memberdayakan ekonomi warga untuk bangkit dengan membuatkan pasar online dan beraplikasi dimana para pedagangnya adalah khusus warga VBT dan pembelinya boleh dari mana saja. Bahkan kami memiliki kurir sendiri dari warga VBT yaitu kami sebut dengan istilah kurir_VBT,” ungkap Muwafik Shaleh yang juga tengah menjabat sebagai Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) ini.

Semua potensi yang dimiliki warga dan berhasil dikembangkan menjadikan Kampung Tangguh VBT kemudian meluncurkan program keberlanjutan berupa Sobo Genting VBT dengan mengajak warga dari luar VBT untuk datang ke VBT.

“Dengan datang ke VBT maka para pengunjung dapat berwisata alam termasuk petik jeruk dan mengikuti kegiatan warga, dapat berbelanja dengan harga yang murah serta belajar tentang pemberdayaan masyarakat,” ungkap Muwafik Shaleh. (A.Y)