Mahasiswa FTP UB Sulap Limbah Apel Menjadi Beras

banner 468x60

Latih ibu PKK mengolah kulit apel.menjadi beras untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

ADADIMALANG – Banyaknya limbah kulit apel yang terbuang dan hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak di desa Tulungrejo kota Batu, berhasil ‘disulap’ menjadi beras oleh enam mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB).

Limbah kulit apel yang berlimpah di desa Tulungrejo kota Batu ini dirubah menjadi beras analog yang diberi nama BENKAP.

Bacaan Lainnya

Cara mengolah limbah kulit apel menjadi Beras Analog BENKAP tersebut diajarkan kepada ibu PKK Desa Tulungrejo, kota Batu yang sebagian warganya bekerja sebagai pekerja atau buruh pengupas kulit apel. Dimana potensi dalam satu hati dapat terkumpul 40 kilogram limbah kulit apel.

Selama ini limbah kulit apel hanya dimanfaatkan sebagai pakan hewan ternak dan sisanya dibuang begitu saja padahal di dalam kulit apel memiliki banyak kandungan yang dapat dijadikan olahan produk ekonomis dan bermanfaat.

Pelatihan Pembuatan BENKAP Secara Daring

Menyadari BENKAP dapat memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan warga desa Tulungrejo kota Batu, enam mahasiswa FTP UB yang terdiri dari Moch. Mukasyafatul Asror, Arva Saktia Zulemita, Esthy Dwi Anggraeni, Erni Wahyu Wijayanti, Husna Atikah dan Rizal Nur Alfian memberikan memberikan pelatihan pembuatan BENKAP kepada para ibu PKK desa didampingi Joko Prasetyo sebagai dosen pembimbing.

“Pembuatan BENKAP cukup mudah karena hanya dengan fortifikasi tepung kulit buah apel dan bahan-bahan lain.
Pertama-tama tim mengajarkan cara kulit buah apel dikeringkan dengan oven sehingga lebih mudah diproses menjadi tepung kulit apel,” jelas Koordinator Tim BENKAP M. Mukasyafatul Asror.

Usai proses menjadi tepung kulit apel, dilakukan proses pencampuran dengan fortifikasi tepung lain seperti sorgum, meizena dan lain sebagainya termasuk penambahan larutan GMS.

“Dari proses itu kemudian didapatkan adonan dan potong menggunakan noodle maker dan gunting lalu dikeringkan, terakhir adalah proses pengemasan beras analog dengan berat bersih 250 gram setiap bungkusnya,” ujar M. Mukasyafatul Asror.

BENKAP disebutkan memiliki kandungan protein dan antioksidan tinggi yang dapat mencegah kanker dan diabetes serta bisa meningkatkan daya tahan tubuh untuk mengurangi resiko terpaparnya virus dan bakteri.

“Kegiatan ini merupakan program pelatihan terpadu dalam penanganan limbah organik di Desa Tulungrejo, kota Batu. BENKAP merupakan program yang solutif dengan memberdayakan unsur masyarakat dalam menangani permasalahan limbah organik,” ungkap M. Mukasyafatul Asror.

Saat ini Tim BENKAP telah menggagas produk turunan dari BENKAP yaitu berupa pupuk organik cair (POC) dari apel reject dan tepung kulit apel sebagai pengembangan dari keberlanjutan program BENKAP yang masih berlanjut dan terus dikembangkan untuk mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Tulungrejo.

“Melalui program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Tulungrejo dengan penjualan produk BENKAP sebesar Rp3.200.640,- setiap bulannya. Rencananya kami akan bekerjasama dengan dinas pemerintahan terkait untuk mendukung keberlanjutan program BENKAP ini,” pungkas M. Mukasyafatul Asror. (A.Y)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

1 Komentar