Dua dari Fakultas Peternakan dan satu orang Fakultas Pertanian.
ADADIMALANG – Meskipun masih dalam kondisi pandemi, namun produktivitas Universitas Brawijaya (UB) tidak berhenti. Universitas Brawijaya (UB) secara resmi mengukuhkan tiga profesor barunya pagi ini, Sabtu (20/03/2021).
Dua Guru Besar UB berasal dari Fakultas Peternakan dan satu orang dari Fakultas Pertanian UB.
Profesor Pertama yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Ir. Nurul Isnaini, MP dalam bidang Ilmu Manajemen Reproduksi Ternak yang merupakan Profesor aktif ke-17 dari Fakultas Peternakan dan Profesor aktif ke-193 di UB.
Profesor kedua dari Fakultas Peternakan yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Ir. Muhammad Halim Natsir, S.Pt, MP, sebagai Profesor bidang Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pengolahan Pakan Unggas yang merupakan profesor aktif ke-18 dari Fakultas Peternakan dan Profesor aktif ke-194 di UB.
Sementara Profesor dari fakultas Pertanian yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Ir. Ludji Pantja Astuti, MS, sebagai Profesor bidang Ilmu Hama Pasca Panen yang merupakan profesor aktif ke-41 dari Fakultas Pertanian dan Profesor aktif ke-195 di UB.
Dalam pengukuhannya, Prof. Dr. Ir. Nurul Isnaini, MP menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul ‘Strategi Teknologi Reproduksi untuk Menghasilkan Kelahiran Kembar pada Kerbau’.
“Hingga saat ini produksi daging sapi dan kerbau dalam negeri hanya dapat berkontribusi sebesar 50,6 persen terhadap pemenuhan ketersediaan nasional, sedangkan 49,4% kekurangannya harus dipenuhi melalui impor,” ungkap Prof. Dr. Ir. Nurul Isnaini, MP.
Dari penelitian yang dilakukannya, Prof. Dr. Ir. Nurul Isnaini, MP menyampaikan pengembangan bahwa ternak kerbau sebenarnya memiliki prospek yang cukup baik untuk mendukung upaya pencapaian swasembada daging, karena kerbau memiliki potensi produktivitas yang tak kalah bersaing dibandingkan dengan sapi.
Namun potensi produktivitas kerbau yang bagus ini ini ternyata belum pola pemeliharaan yang baik dan cenderung masih dilakukan secara tradisional sehingga menyebabkan performa produksi dan reproduksi pada kerbau tidak optimal.
“Selama 10 tahun terakhir populasi kerbau di Indonesia cenderung mengalami penurunan sehingga upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan populasi dan produktivitas kerbau adalah dengan menghasilkan kelahiran kembar. Dengan begitu maka dapat mengakselerasi pertumbuhan populasi kerbau,” jelas Profesor ke-276 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh UB.
Profesor dari Fakultas Peternakan yang juga dikukuhkan yakni, Prof. Dr. Muhammad Halim Natsir, SPt., MP menyampaikan orasi ilmiah dengan judul ‘Teknologi Produksi Natural Growth Promoter Dan Konsep Formulasi Pakan Di Era Industri 4.0 Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas Ayam’.
Profesor ke-277 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan UB tersebut menyambut gembira pelarangan penggunaan antibiotik kepada ayam pedaging dan ayam petelur karena imbuhan pakan berupa antibiotik sintetik yakni Antibiotic Growth Promoter (AGP) dengan dosis dan lama penggunaan akan menimbulkan efek negatif.
“Resiko negatif yang ditimbulkan berupa adanya residu dalam produk daging dan telur dan masalah resistensi antibiotik tertentu yang membahayakan kesehatan ayam serta manusia yang mengkonsumsi produk ayam. Solusi yang dapat dilakukan adalah kembali ke alam. Natural Growth Promoter (NGP) merupakan imbuhan pakan alami yang dapat meningkatkan produktivitas dan kesehatan ayam dan menghasilkan produk yang ASUH,” ungkap Prof. Dr. Muhammad Halim Natsir, SPt., MP.
Sejak tahun 2019 Natural Growth Promoter (NGP) telah banyak beredar di pasaran namun sayangnya banyak produk NGP di pasaran tidak mampu meningkatkan produktivitas dan kesehatan ayam karena pemilihan teknologi produksi yang tidak tepat, sehingga penting memilih teknologi produksi imbuhan pakan yang tepat dan konsep formulasi pakan di era industri 4.0 dalam rangka mendukung produktivitas ayam.
“Formulasi pakan dalam konsep smart farming akan menggunakan platform yang dikoneksikan dengan penggunaan teknologi maju mengabungkan data sistem sensor, ketersediaan dan sebaran bahan pakan, imbuhan pakan, data ayam dan kandang serta didukung oleh nutrigenomik dapat meningkatkan kualitas pakan yang sesuai dengan kondisi ayam di peternakan, sehingga produktivitas dan kesehatan ayam meningkat,” papar dosen aktif Fakultas Peternakan UB yang juga diberi amanah sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik ini.
Satu-satunya profesor dari Fakultas Pertanian UB yang dikukuhkan kali ini Prof. Dr. Ludji Pantja Astuti, MS membawakan orasi ilmiah dengan judul ‘Improvisasi Pengelolaan Hama Gudang Terpadu pada Beras dalam Simpanan’.
“Sebagai bahan makanan pokok, sudah sepatutnya penyimpanan beras menjadi salah satu hal yang patut diperhatikan dengan serius karena selama berada dalam gudang penyimpanan itu beras mengalami kerusakan sebanyak 40 persen dari berat awal. Lingkungan gudang, kualitas beras, hama dan penyakit, durasi penyimpanan adalah hal yang mempengaruhi kualitas beras. Namun ternyata, yang menjadi masalah dominan dalam penyimpanan beras adalah serangan klas serangga dalam ordo Coleoptera dan Lepidoptera,” ungkap Profesor ke-278 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan UB ini.
Menurut Ludji, kondisi gudang dengan suhu lebih rendah dari 20 derajat Celcius atau lebih tinggi dari 35 derajat Celcius dengan kelembaban kurang dari 60 persen dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan hama gudang.
“Kandungan fenol dan mineral yang rendah akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan hama. Pemahaman terhadap implementasi Pengelolaan Hama Gudang Terpadu (PHGT) masih belum memadai. Kehadiran serangga hama dapat dideteksi lebih dulu dengan berbagai teknik pengamatan, mempertahankan kondisi gudang pada suhu dan kelembaban udara tertentu, pengemasan dengan bahan yang kuat dan menyimpan beras berkualitas baik dengan kadar air 12 persen dapat dilakukan untuk menghambat pertumbuhan serangga hama yang menyerang beras”, pungkas Prof. Dr. Ludji Pantja Astuti, MS. (A.Y)