Tim FKG UB menggunakan lagu sebagai alat ajar menjaga kesehatan gigi sejak dini kepada para siswa Sekolah Dasar di Kota Malang.
ADADIMALANG – Kondisi pandemi Covid-19 yang belum usai hingga saat ini membuat banyak kegiatan fisik terpaksa ditiadakan. Dampaknya banyak kegiatan tetap dilaksanakan meski harus secara luring (online) yang hasilnya belum tentu seoptimal jika dilaksanakan secara luring.
Menyiasati kondisi tersebut, tim pengabdian masyarakat (penmas) dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya (FKG UB) mencoba memberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dengan cara yang berbeda.
“Kondisi pandemi menyebabkan kegiatan harus dilaksanakan secara daring, kalaupun luring juga terbatas. Oleh karena itu kami mencoba mengoptimalkan lagu kesehatan gigi untuk meningkatkan pengetahuan anak-anak terkait kesehatan gigi,” ungkap Ketua Penmas FKG UB, Dr. Muhammad Chair Effendi, drg., Su,.Sp. KGA.
Menariknya, kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di SDN Celaket I Kota Malang ini selain diikuti peneliti dari dosen FKG UB Dini Rachamawati, drg, Sp. KGA dan peneliti dari mahasiswa yakni Hayu Cahyaning Azizah dan Ninda Sekar Ayu, juga diikuti oleh Kepala Sekolah Dasar Celaket I dan beberapa guru di dalamnya.
“Selain memberikan pendidikan tentang kesehatan kepada para siswa SDN Celaket I dengan menggunakan lagu kesehatan gigi yang kami ajarkan, juga ingin mengetahui seberapa efektif lagi tersebut jika dipergunakan sebagai bahan ajar untuk menambah pengetahuan kesehatan gigi pada anak-anak,” ungkap Ketua Penmas FKG UB.
Perlu diketahui, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2018 lalu disebutkan hanya sekitar 2,8 persen saja masyarakat yang melakukan perilaku menggosok gigi dengan benar.
“Oleh karena itu perlu adanya peningkatan pengetahuan kesehatan gigi sejak dini agar jumlah yang melakukan gosok gigi dengan benar akan meningkat dan tingkat kesehatan gigi masyarakat juga akan meningkat,” ungkap Chair Effendi.
Pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini tersebut menurut Chair Effendi sangatlah penting, mengingat berdasarkan penelitian pada tahun 2017 lalu diketahui kesehatan gigi dan mulut yang buruk menyebabkan hilangnya 50 juta jam sekolah setiap tahunnya karena siswa harus bolos atau absen karena sakit gigi.
“Kelompok siswa SD termasuk anak dengan usia 7-8 tahun masuk dalam kelompok yang berpotensi mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut karena menyukai makanan yang manis-manis, seperti permen, coklat, kue, gula dan lain-lain yang memiliki kandungan karbohidrat berbentuk tepung atau cairan yang bersifat lengket serta mudah hancur di dalam mulut. Makanan yang dikonsumsi tersebut lebih mudah menimbulkan karies sehingga membutuhkan kewaspadaan dan perawatan gigi yang baik dan benar,” jelas pria ramah ini.
Selain mengajarkan lagi kesehatan gigi, para dokter gigi dan mahasiswa FKG UB ini juga melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut para siswa SDN Celaket I untuk mengetahui kondisi kesehatan gigi para siswa yang berusia 7 hingga 8 tahun tersebut.
“Semoga lagu kesehatan gigi ini efektif dalam menambah pengetahuan para siswa tentang kesehatan gigi dan mulut, sehingga dapat menjadi solusi pendidikan kesehatan gigi dalam kondisi pandemi covid-19 saat ini,” pungkas Ketua Tim Pengabdian Masyarakat FKG UB, Dr. Muhammad Chair Effendi, drg., Su,.Sp. KGA. (A.Y)