ADADIMALANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus mengajak warga untuk memanfaatkan lahan sempit di perkotaan seperti pekarangan atau lahan kosong sekitar rumah untuk pertanian perkotaan (urban farming).
Selain sebagai terobosan karena terbatasnya lahan pertanian di Kota Malang, hasil panen dari kegiatan urban farming diharapkan dapat membantu memenuhi ketahanan pangan keluarga.
Kegiatan Urban farming seperti yang dilakukan oleh warga RW 09 Kelurahan Tlogomas Kota Malang yang memanfaatkan lahan sempit di wilayah sekitar rumahnya untuk menghasilkan produk sayur-mayur yang sehat seperti Tomat, Seledri, pakcoy, pohon Turi, Kangkung, Sawi, Cabai dan lain-lain.
Salah satu penggiat urban farming di RW 09 Kelurahan Tlogomas, Kurniatun Hairiah menyampaikan bahwa media tanam yang digunakan untuk urban farming ini adalah campuran tanah, sekam dan kotoran kelelawar dengan perbandingan 2:4:4.
“Urban farming memiliki banyak manfaat ekologi dimana lingkungan perkotaan menjadi lebih hijau sehingga nyaman dihuni. Efisiensi penggunaan lahan sekitar rumah meningkat tanpa merusak lingkungan justru merestorasi lingkungan. Daur ulang sampah organik menjadi kompos meningkat dan produk yang diperoleh juga sehat,” ujar Kurniatun, Kamis kemarin (21/10/2021).
Lebih lanjut Kurniatun menegaskan tanaman yang ditanam selain menyehatkan karena organik, juga meningkatkan kualitas lingkungan.
“Misalnya pohon Turi (Sesbania grandifloria) menjadi penambat nitrogen bebas dari udara. Bunganya enak dimakan sebagai sayuran serta mengandung banyak vitamin dan bermanfaat untuk tubuh. Ini untuk menghindari over production satu jenis sayur, maka pemilihan jenis dan jadwal penanamannya pun perlu diatur tidak serentak untuk semua warga,” sambungnya.
Sementara itu, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji mengapresiasi urban farming yang dengan semangat terus digiatkan oleh masyarakat ini. Terobosan urban farming dapat terus memotivasi warga agar dapat memanfaatkan dan menggunakan lahan yang sempit dengan optimal.
“Melalui urban farming ini, semoga dapat menjadi kekuatan untuk ketahanan pangan keluarga di Kota Malang. Keberadaannya juga terus kami dukung untuk pengembangan di semua wilayah Kota Malang,” kata Wali Kota Sutiaji.
Konsep urban farming membuat Kota Malang mendapatkan penghargaan berupa Indonesia Awards 2019 dimana Kota Malang dinilai sebagai Pemerintah Daerah yang mampu mengembangkan inovasi serta langkah terobosan dalam strategi pengendalian inflasi, ketahanan pangan serta penanganan stunting melalui program urban farming.
“Konsep urban farming ini sebenarnya merupakan bagian dari strategi bagaimana agar inflasi Kota Malang bisa terkendali. Sebab berdasarkan kajian dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang diketahui kenaikan harga komiditi kenutuhan pokok dapat berpengaruh terhadap angka inflasi Kota Malang. Sehingga perlu ada upaya pengendalian inflasi,” pungkas Wali Kota Malang. (A.Y)