Bantuan Dan Vaksinasi Menjadi Cara Pemijat Tuna Netra Bertahan Saat Pandemi

Hendro, Ketua Komunitas Pamitra Berjaya Viesta Malang Raya (Foto : Agus Y ~ AdaDiMalang.com)
Hendro, Ketua Komunitas Pamitra Berjaya Viesta Malang Raya (Foto : Agus Y ~ AdaDiMalang.com)

Para pemijat yang tuna netra ini merasa sangat terdampak kondisi pandemi karena tidak mampu beralih profesi.

ADADIMALANG – Kondisi pandemi akibat penyebaran Covid-19 di Indonesia telah hampir dua tahun lamanya belum juga usai. Berbagai upaya terus dilakukan agar kondisi pandemi tersebut dapat segera usai sehingga kehidupan dapat kembali berjalan seperti sebelum pandemi terjadi di awal tahun 2020 lalu.

Pandemi yang terjadi di seluruh dunia termasuk di Indonesia ini telah memukul banyak sendi kehidupan manusia termasuk hampir semua bidang utamanya perekonomian. Berbagai industri berskala besar harus gulung tikar atau mengurangi jumlah pegawainya hingga mengurangi jumlah produksinya selain faktor turunnya daya beli masyarakat Indonesia akibat pandemi.

Dunia industri atau bisnis level besar banyak yang merasakan dampak pandemi, usaha masyarakat di level mikro, kecil dan menengah juga merasakan dampak pandemi pada jalannya roda usaha mereka.

Lalu bagaimana dengan para pelaku usaha yang bergerak di bidang penyedia jasa? Banyak perusahaan yang bergerak di bidang penyedia jasa juga harus mengetatkan ikat pinggang usaha mereka agar tetap dapat bertahan sembari berharap tetap mampu eksis hingga pandemi usai dan kondisi berjalan normal kembali. Namun rupanya hingga hampir dua tahun, pandemi belum usai hingga tak sedikit para pengusaha jasa tersebut juga harus menutup usahanya dan beralih ke usaha lainnya yang diharapkan dapat lebih menghasilkan saat ini.

Lepas dari para pelaku usaha yang masih mampu beralih profesi atau usaha dengan kemampuan modal atau skill yang dimilikinya, ada bagian dari masyarakat yang ternyata sangat merasakan dampak pandemi  covid-19 tersebut dan tak mampu beralih profesi yang lain karena kondisi yang tak mampu ditolaknya. Namun mereka justru kerap terlupakan meski dengan kondisi penuh keterbatasan.

Siapa itu? mereka adalah para penyandang disabilitas pada mata mereka atau yang lebih dikenal dengan sebutan tuna netra yang mayoritas berprofesi sebagai penyedia jasa pijat.

“Anggota Komunitas Pamitra Berjaya Viesta di wilayah Malang Raya jumlahnya lebih dari 100 orang anggota yang seluruhnya mengalami gangguan penglihatan baik sejak lahir ataupun yang tidak dengan kondisi yang berbeda-beda. Rata-rata anggota Pamitra Berjaya Viesta ini berprofesi sebagai tukang pijat dan hanya ada satu dua orang saja yang tidak menjadi tukang pijat,” ungkap Ketua Komunitas Pamitra Berjaya Viasta Malang Raya, Hendro.

Menurut Hendro, dengan terjadinya pandemi di awal tahun 2020 dan tingginya paparan Covid-19 khususnya di Malang Raya membuat pendapatan para anggota Komunitas Pamitra Berjaya Viasta Malang Raya ini sangat berkurang.

“Bagaimana tidak berkurang karena semuanya terdampak sehingga memikirkan kebutuhan utamanya dan kebutuhan pijat menjadi tidak terlalu difikirkan. Yang kedua, dengan banyaknya kasus paparan Covid-19 yang juga menyebabkan ribuan orang di Malang Raya ini meninggal dunia membuat rasa takut pada semua orang. Baik yang mau dipijat ataupun yang akan memijat,” ungkap Hendro.

Dampak kondisi tersebut membuat pendapatan para pemijat yang memiliki keterbatasan penglihatan ini sangat berpengaruh besar pada kehidupan anggota Komunitas Pamitra Berjaya Viesta Malang Raya.

“Biasanya dalam sehari dapat memijat empat hingga enam orang, saat awal pandemi hingga masuk awal tahun kedua pandemi para pemijat hanya mendapatkan dua orang atau dua order memijat tapi semakin para kondisi kami sering tidak mendapatkan order memijat sehingga sering dalam sehari tidak mendapat penghasilan,” ungkap Hendro.

Kondisi tersebut menjadi salah satu yang dikeluhkan saat pertemuan anggota Komunitas Pamitra Berjaya Viesta Malang Raya, sehingga Hendro sebagai Ketua merasa memiliki tanggung jawab untuk mencarikan solusi atas kondisi yang ada.

Bersama dengan kolega dan jaringan yang dimiliknya, Hendro akhirnya menempuh cara mencari bantuan bagi para anggota Komunitas Pamitra Berjaya Viesta Malang Raya dari berbagai pihak dan lembaga yang masih mau peduli pada kondisi mereka.

“Ya anda dapat membayangkan, para pemijat ini tidak dapat beralih profesi karena keterbatasan penglihatan yang mereka miliki. Sementara akibat kondisi pandemi, order pijat semakin tidak ada. Syukurnya masih ada orang atau lembaga yang masih berkenan memberikan bantuan kepada kami sehingga masih mampu bertahan hingga saat ini,” ungkap Hendro yang memang tidak dapat melihat sama sekali saat ini.

Memasuki awal tahun 2021 atau lebih dari satu tahun pandemi terjadi di Indonesia, Hendro mengaku kondisi mulai membaik dengan order pijat yang mulai datang lagi meskipun jumlahnya masih belum seperti sebelum pandemi terjadi.

“Untuk mengatasi rasa takut terpapar Covid-19 dan juga memberikan rasa aman terhadap kami, seluruh anggota Komunitas Pamitra Berjaya Viesta di Malang Raya ini telah mengikuti vaksinasi. Dengan begitu maka kami juga tidak takut terpapar, dan yang kami akan pijat juga merasa aman saat kami pijat karena kami telah divaksin,” ungkap Hendro.

Dengan kondisi yang mulai membaik dan telah tervaksinnya semua anggotanya, Hendro merasa ada peningkatan pendapatan bagi para penyandang disabilitas mata yang berprofesi sebagai pemijat tersebut.

“Semoga akan lebih baik lagi kondisi ke depan,” pungkas Hendro.

Ditemui terpisah, Dwi Lejar Pambudi yang merupakan Ketua Koperasi Kredit (Kopdit) Kosayu Malang mengaku lembaga yang dipimpinnya tersebut beberapa waktu yang lalu juga telah memberikan bantuan kepada para penyandang disabilitas yang tergabung dalam Komunitas Pamitra Berjaya Viesta Malang Raya tersebut.

“Bantuan yang kami berikan tersebut merupakan wujud empati kami kepada para penyandang disabilitas khususnya yang berprofesi sebagai pemijat yang juga sangat terdampak kondisi pandemi Covid-19 ini,” ujar Dwi Lejar Pambudi.

Dengan bantuan yang diberikan tersebut, Dwi berharap dapat meringankan sedikit beban para penyandang disabilitas mata yang berprofesi sebagai pemijat tersebut. (A.Y)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini