Pihak manajemen Matos menegaskan sudah berusaha melakukan upaya menekan agar tidak menimbulkan kerumunan.
ADADIMALANG – Dinilai menyebabkan kerumunan di masa Penerapan Pembatasan Kegiatan masyarakat (PPKM) level 2 di kota Malang saat merebaknya varian Omicron saat ini, membuat ajang Lomba Cover Dancer antar klub yang digelar di Mall Malang Town Square (Matos) Kota Malang dihentikan Tim Satgas Covid-19 Kota Malang minggu malam kemarin (06/02/2022).
Penghentian dan pembubaran kegiatan lomba cover dancer tersebut dilakukan oleh Tim Satgas Covid-19 yang merupakan tim gabungan dari anggota Polresta Malang Kota, Polsek Klojen, anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang dipimpin Kapolsek Klojen, Kompol Domingos De. FXimenes SH., S.I.K.
Menurut Kapolsek Klojen, acara lomba cover dance tersebut harus dihentikan dan dibubarkan karena berpotensi menimbulkan kerumunan mengingat saat ini Kota Malang masuk dalam kategori Level 2 PPKM.
“Tindakan ini sudah sesuai dengan Surat Edaran Wali Kota Malang nomor 7 Tahun 2022 dan Inmendagri nomor 6 Tahun 2022. Kami harus melakukan tindakan ini sebagai antisipasi meningkatnya varian omicron, apalagi lonjakan kasus harian Covid-19 varian Omicron di Kota Malang saat ini sangat signifikan,” ungkap Kompol Domingos De. FXimenes SH., S.I.K.
Sementara itu kepada polisi, Ketua Panitia acara yakni Coky dirinya menjelaskan kegiatan tersebut dilakukan oleh Event Organizer Saja Salwa Kota Malang dalam rangka menyambut Tahun Baru Cina (Imlek) di Matos.
“Lomba Cover Dancer antar klub Kota Malang di Matos ini rencananya dimulai dari pukul 14.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB,” ungkap Coky kepada polisi.
Terkait dengan kegiatan tersebut, Coky sebagai Ketua Panitia EO Saja Salwa Kota Malang dan pihak Matos dilakukan pemeriksaan oleh Satpol PP Kota Malang.
Manajemen Matos menegaskan sudah berusaha agar tidak menimbulkan kerumunan
Sementara itu, Marcom Manager Matos yakni Sasmita Rahayu mengaku telah beberapa kali bekerjasama dengan Event Organizer Saja Salwa Kota Malang tersebut di Matos.
“Kami dari pihak manajemen Matos sudah berupaya agar acara yang dilaksanakan tersebut tidak besar dan menimbulkan kerumunan. Sebagai contoh, awalnya ada lebih dari 25 peserta lomba namun akhirnya terseleksi menjadi 22 dan terakhir menjadi 18. Itupun kami meminta agar pelaksanaannya dibagi menjadi dua tahap yakni sembilan peserta setiap sesinya dan dipisah dengan adanya break,” ungkap Sasmita.
Dengan adanya break selama satu jam tersebut, Sasmita mengharapkan pengunjung Matos yang menonton kegiatan lomba tersebut meninggalkan tempat sehingga tidak terjadi kerumunan saat dimulai sesi kedua.
“Namun karena faktor cuaca yakni hujan, akhirnya pengunjung tidak meninggalkan tempat dan setelah break acara dilanjutkan maka banyak yang menonton sehingga petugas datang itu,” ungkap perempuan yang cukup lama berkecimpung di dunia radio ini. (A.Y)