ADADIMALANG – Usai pelaksanaan upacara pengukuhan Samsun Hadi sebagai Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, dilaksanakan pula seminar bertajuk ‘Akselerasi Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19’ di lokasi yang sama secara hybrid.
Sebelum seminar dimulai, dilakukan penyerahan Program Sosial Bank Indonesia kepada Ikatan Luhur Nusantara (ILUNA) sebagai bentuk kepedulian sosial dalam rangka penanganan darurat bencana virus Covid-19.
Seminar dibuka oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang yang baru dikukuhkan yakni Samsun Hadi bersama Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijayab(FEB UB) Abdul Ghofar, SE., M.Si, Macc., DBA., Ak., CA.
“Di tengah kondisi pandemi saat ini, Bank Indonesia Malang tetap berkomitmen untuk menyelenggarakan seminar dalam rangka melakukan diseminasi mengenai prospek kondisi makro ekonomi 2022 dan respon kebijakan Bank Indonesia serta sebagai sharing knowledge dalam membangun optimisme pemulihan ekonomi daerah melalui sinergi bersama stakeholder terkait,” ungkap Samsun Hadi.
Seminar tersebut menghadirkan tiga narasumber antara lain anggota Komisi XI DPR RI Ir. Andreas Eddy Susetyo, MM., Dewan Gubernur Bank Indonesia Aida S. Budiman dan Guru Besar Universitas Brawijaya yakni Prof. Candra Fajri Ananda, Ph.D yang juga merupakan staf Khusus Menteri Keuangan RI).
Melalui paparannya, Aida menjelaskan pemulihan ekonomi global diperkirakan berlanjut di tengah normalisasi kebijakan negara maju dan ekskalasi ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina.
“Sinergi kebijakan nasional terus diperkuat melalui akselerasi vaksinasi sebagai prasyarat, serta reformasi sektor riil, stimulus kebijakan fiskal dan moneter, peningkatan kredit/pembiayaan, digitalisasi, serta ekonomi-keuangan inklusif dan hijau untuk pemulihan ekonomi nasional ” ungkap Aida.
Pada tahun 2022 Aida menjelaskan kebijakan moneter Bank Indonesia akan lebih diarahkan untuk menjaga stabilitas (pro-stability), sementara kebijakan makroprudensial, digitalisasi pembayaran, pendalaman pasar uang, serta pengembangan UMKM dan ekonomi Syariah tetap untuk mendorong pertumbuhan ekonomi (pro-growth).
Senada dengan Aida, Andreas Eddy Susetyo menjelaskan bahwa diperlukan integrasi agenda reformasi perekonomian nasional untuk mendorong pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
“Beberapa agenda tersebut antara lain menjaga momentum pemulihan jangka pendek-menengah, reformasi struktural, reformasi fiskal dan reformasi sektor keuangan. Sinergi otoritas fiskal, moneter, legislatif dan masyarakat diperlukan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas sektor keuangan,” ungkap Andreas.
Sementara Prof. Candra memaparkan bahwa Undang-undang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (UU HKPD) mampu membantu akselerasi perekonomian daerah. Setiap daerah memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Dalam mendorong pertumbuhan dan penguatan ekonomi khususnya dalam jangka menengah, diperlukan suatu fokus pada modal manusia dan institusi dalam memperkuat dampak investasi fisik yang telah berjalan. Akselerasi pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia maju didukung oleh aspek human capital, physical capital, institutional development dan reformasi fundamental sebagai fondasi baru ekonomi untuk transformasi ekonomi,” ungkap Candra.
Akselerasi pemulihan ekonomi menurut Candra perlu terus didorong melalui penguatan sinergi dan inovasi yang dilandasi oleh kuatnya semangat untuk bangkit dan optimis yang lebih tinggi.
“Sinergi dan inovasi ditujukan untuk menciptakan imunitas massal dari pandemi Covid-19 dan pembukaan kembali sektor ekonomi prioritas, mendorong pemulihan ekonomi dalam jangka pendek melalui kebijakan peningkatan permintaan, serta memperkuat pertumbuhan yang lebih tinggi dalam jangka menengah melalui kebijakan reformasi struktural,” tukas Candra. (A.Y)