Dua ekor sapi yang lain masih hidup dengan gejala mirip PMK.
ADADIMALANG – Satu dari tiga ekor sapi yang baru datang dari luar kota Malang hari Selasa malam lalu, ditemukan mati di Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Malang pada hari Rabu (10/05/2022) siang.
“Jadi hari Selasa (10/05/2022) malam ada tiga ekor sapi yang datang dari luar Kota Malang, namun Rabu siang esoknya diketemukan satu mati dengan tanda-tanda menyerupai Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dokter penanggungjawab di RPH Kota Malang menyampaikan kepada kami dan saya kemudian berkordinasi dengan satgas di provinsi Jatim yang mengirim personel dari UPT Lab Kesehatan Hewan Provinsi Jatim yang ada di Pakis untuk mengambil sampel. Sore hari sampelnya dikirim ke laboratorium di Surabaya untuk diperiksa,” ungkap Kepala Bidang Peternakan Dispangtan Kota Malang, drh Anton Pramujiono siang tadi, Jumat (13/05/2022).
Saat ditanya tentang hasil pemeriksaan sampel sapi yang mati tersebut, dr. Anton menjawab masih menunggu hasil pemeriksaan dari laboratorium di Surabaya tersebut.
“Sesuai informasi yang saya dapatkan hasilnya keluar dua hari setelah sampel dikirimkan, tetapi setelah saya konfirmasi hari ini ternyata masih menunggu karena banyaknya sampelnya yang antre karena sampel seluruh Indonesia masuk ke sana. Sampai sore ini masih dikerjakan dan masih ditunggu hasilnya,” ungkap dr Anton.
Berkaitan dengan satu ekor sapi yang mati tersebut, dr Anton menegaskan secara fisik dari kondisi yang ada dapat dikatakan sebagai terindikasi (suspek) PMK.
“Sementara yang dua masih hidup tetapi memiliki gejala yang sama seperti ada luka di kaki dan ada lendir serta lekuk di mulutnya, nafsu makan berkurang dan beberapa gejala PMK yang lainnya. Sapi yang mati langsung dibakar dan kemudian kita kubur di lokasi RPH Kota Malang,” ujar pria ramah ini.
Saat ditanya antisipasi yang dilakukan terkait kematian sapi yang diduga suspek PMK tersebut, dr Anton menegaskan pihaknya akan melakukan pengawasan keluar masuknya hewan atau ternak (Sapi, Kambing dan Babi) ke RPH Kota Malang.
“Selain itu, kami juga melakukan penyemprotan kandang baik kandang Sapi yang kemarin terindikasi PMK tiga kali sehari dengan menggunakan disinfektan.Kemudian kendaraan dan ternak yang masuk RPH Kota Malang diupayakan tidak keluar lagi. Kami juga minta kepada para penjagal agar tidak mendatangkan hewan dari kota yang mengalami wabah PMK,” ujar dr Anton.
Terkait keberadaan PMK di Kota Malang, dr Anton menegaskan hasil tracing pihaknya di wilayah kota Malang mulai tanggal 9 Mei hingga hari Jumat ini tidak diketemukan hewan dengan indikasi PMK tersebut. (A.Y)