Peserta didominasi para mahasiswa dan siswa SMA.
ADADIMALANG – Suasana ramai antrean panjang nampak mengular di depan gedung M STIE Malangkuçeçwara (ABM) Malang mulai pagi tadi, Minggu (03/07/2022).
Ribuan orang yang datang ke kampus ABM Malang tersebut bertujuan mengikuti tes Bahasa Jepang guna mendapatkan sertifikat yang diakui secara internasional.
“Sebenarnya dulu tes atau ujian bahasa Jepang itu dilaksanakan setahun hanya sekali, tetapi sudah beberapa waktu lalu dilaksanakan dua kali dalam setahun di minggu pertama bulan Juli dan Desember,” ungkap Ketua Panitia ujian JLPT di Malang, Aji Setyanto.
Menurut pria berkacamata tersebut, ribuan orang yang mengikuti ujian tersebut merupakan masyarakat dari berbagai daerah termasuk di Malang Raya ini,
“Pelaksanaan ujian bahasa Jepang di STIE Malangkuçeçwara (ABM) Malang ini tergolong sangat besar peminatnya, karena di era pandemi kemarin ujiannya juga ditiadakan. Sehingga seharusnya setahun empat kali dilaksanakan, baru sekarang ini terlaksana. Makanya animonya besar sekali,” jelasnya.
Dalam pelaksanaannya. ujian bahasa Jepang kali ini dilaksanakan untuk semua level yang dimulai dari level 5 dan yang paling tinggi level 1.
“Pesertanya kalau yang beberapa waktu kita batasi dari Malang Raya saja tetapi yang sekarang bebas dari berbagai daerah di Indonesia. Dan kali ini peserta didominasi kalangan mahasiswa, kemudian dari siswa SMA, baru kalangan pekerja yang paling sedikit jumlahnya,” urai Aji.
https://youtu.be/zBo-FMAKE4s
Selain karena sudah cukup lama tidak dilaksanakan, sertifikasi ujian bahasa Jepang yang dilaksanakan di kampus STIE Malangkuçeçwara tersebut diakui secara internasional sehingga dapat dipergunakan di semua kebutuhan peserta.
“Kalau sudah ada di level 2 itu sudah seperyi orang Jepang bicaranya. Dan ini sertifikatnya diakui di seluruh dunia mengingat kegiatan ini serentak dilaksanakan di seluruh dunia dan bukan kami yang menilai. Jadi jawaban dari para peserta ujian ini akan kami kirim langsung ke Jepang, dimana di Jepang sudah ada lembaga negara yang khusus memberikan penilaian ujiannya,” ujar Aji.
Peserta ujian bahasa Jepang di kampus ABM kali ini menggunakan 41 ruang dengan kapasitas setiap ruang berkisar 25-30 orang peserta.
Verni, salah satu peserta ujian kali ini mengaku sengaja mengikuti ujian bahasa Jepang tersebut di Malang meskipun di Surabaya juga dilaksanakan hal serupa.
“Ya sengaja memilih di Malang sekalian buat healing aja ke kota Malang,” tukas perempuan asal kota Surabaya ini. (A.Y)