Ditutup dengan menyalakan 1.000 lilin oleh peserta aksi solidaritas dan doa bersama.
ADADIMALANG – Tragedi Kanjuruhan masih terus meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat Indonesia dan dunia, khususnya bagi Aremania Aremanita dan masyarakat Malang Raya.
Gelaran Aksi Solidaritas dan Doa bersama dilakukan oleh banyak komunitas di berbagai tempat di wilayah Malang Raya dan juga Indonesia. Salah satunya adalah Aksi Solidaritas Sosial dan Keagamaan yang digelar oleh Komunitas Gusdurian Muda Kota Malang hari Rabu kemarin (05/10/2022).
Kegiatan Doa bersama yang dihadiri tokoh dan umat lintas agama di pelataran Gereja Hati Kudus Yesus Paroki Kayutangan ini mengusung Tema ‘Refleksi dan Doa Bersama dengan 1.000 Lilin’.
Beberapa tokoh yang hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Pendeta Christea perwakilan dari Gereja Kristen Jawi Wetan )(GKJW), Romo Suwaji Perwakilan dari Katolik, Gus Najib perwakilan dari Islam,
Budi dari Penghayat, Susi dari Baha’i Malang dan Priyo Sunanto Sidhy dari Pegiat Budaya.
Dalam refleksinya, Ketua Panitia yakni Romo Gani dan Gus Nashir sebagai Perwakilan Gusdurian Muda Kota Malang menyampaikan seruan senada yaitu Keprihatinan dan doa bersama untuk para korban agar mendapatkan ketenangan, termasuk penguatan dukungan untuk keluarga yang ditinggalkan.
Seruan damai untuk tidak berlarut-larut saling tuding dan menyalahkan juga disampaikan, selain meminta semua pihak untuk lebih berbenah diri.
“Kita juga berharap agar hukum serta keadilan terkait dengan Tragedi Kanjuruhan tersebut harus tetap ditegakkan,” ungkap Gus Nashir.
Dalam kegiatan yang penuh kekhidmatan ini juga diisi dengan pembacaan puisi oleh beberapa perwakilan masyarakat yang hadir dan ditutup dengan menyalakan 1.000 lilin oleh seluruh masyarakat yang hadir dalam Kegiatan refleksi dan doa bersama tersebut. (A.Y)