Dimulai dengan penanaman sayur hingga panen dan mengolah menjadi makanan untuk dijual saat bazar hari ini.
ADADIMALANG – Sebagai bagian dari kurikulum Merdeka di sekolahnya, SMAK Kolese Santo Yusup (Kosayu) Malang telah melaksanakan beberapa kegiatan dalam rangka melaksanakan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Kegiatan Budi Daya Sayur Organik yang mengambil tema ‘Berekayasa dan Berteknologi Membangun NKRI’ ini mengambil dimensinya yakni beriman dan bertaqwa, cinta kepada alam, gotong royong dan kreatif.
“Jadi dalam P5 ini kami telah melaksanakan 2 proyek sebelumnya dan kali ini kami melaksanakan Budi Daya Sayur Organik karena saat ini kami melihat anak-anak lebih suka mengonsumsi makanan yang serba instan dan kurang suka pada sayur. Oleh karena itu kami berusaha mendekatkan para siswa pada sayur melakui program ini,” jelas salah satu tim P5 SMAK Kosayu Malang, Ratih Ayuningtyas.
Menurut Ratih, pengenalan sayur mayur kepada para siswa dimulai dengan proses perencanaan jenis sayur yang akan ditanam para siswa hingga melakukan penanaman sendiri baik dengan bibit ataupun biji.
“Setelah mereka menanam dan merawat, akhirnya setelah lebih dari satu bulan akhirnya sayuran yang ditanam dapat mereka tanam, termasuk belajar membuat pupuk organik. Dan hari ini para siswa menjual produk sayur mereka baik dalam bentuk sayur ataupun dalam bentuk olahan makanan dalam kegiatan Bazar Sayur Organik kali ini,” ujar perempuan berkacamata ini.
Sebanyak 24 stand dibuka dan diisi oleh lebih dari 400 siswa yang berasal dari 12 kelas siswa kelas X SMAK Kosayu Malang yang menawarkan sayur mayur hasil panen para siswa, ataupun makanan olahan dari sayur mayur yang telah ditanamnya selama ini.
Sementara itu anggota Tim P5 lainnya yakni Stanislaus Tricahyono mengakui proses pengenalan siswa pada tanaman dilaksanakan sejak awal menanam hingga tahap akhir menjual atau mengolah sayur mayur tanaman para siswa.
“Pengenalan kita mulai dari proses menanam merupakan bagian dari pembelajaran dimana sekolah menyiapkan media tanam, polybag dan keperluan lainnya sementara siswa melaksanakan proses penanaman dan perawatan hingga pemanenan,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMAK Kosayu tersebut.
Bazar Sayur Organik yang dimulai pukul 10.00 WIB ini nampak meriah dan dipadati masyarakat umum dan orang tua siswa SMAK Kosayu Malang.
“Dari pelaksanaan bazar ini kita menekankan para siswa untuk berwirausaha sehingga anak-anak harus menghitung secara rinci keuangan mereka mulai dari modal menanam hingga keuntungan berjualan saat bazar ini. Setelah bazar, mereka juga masih harus membuat laporan keuangan sederhana sebagai bentuk laporan pertanggungjawabannya,” jelas Ketua Pelaksana Tim Bazar Sayur Organik SMAK Kosayu Malang, Andhika Setiawan Nugroho.
Menurut Andhika, selain tertib administrasi dan keuangan layaknya seorang pengusaha, para siswa juga akan menyisihkan sedikit keuntungan yang diperolehnya untuk diberikan dalam program ‘Kakak Asuh‘ yang akan memberikan bantuan bagi siswa yang membutuhkan bantuan.
“Selain itu, dalam proses sejak awal hingga akhir ini mereka juga mempraktikkan pelajaran yang telah mereka peroleh selama ini seperti mata pelajaran Ekonomi, Biologi, Kimia dan juga Fisika serta yang lainnya,” ujar Andhika.
Di sela-sela kegiatan bazar, salah satu anggota Kelompok I yakni Rosaline Bianca Saviour Chrisandhi mengaku merasa senang dan sedih mengikuti kegiatan yang masuk dalam kategori co kurikuler tersebut.
“Ya sedihnya karena kita harus menunggu lama sekali melihat sayur kita tumbuh, bahkan kita juga harus tahan dengan rasa jijik saat menanam ataupun merawat sayur tanaman kita itu. tapi kita juga senang saat bisa memanen dan juga melihat bazar ramai dan dagangan kita laku,” ujar perempuan yang akrab disapa Bianca ini.
Mengaku tidak menyukai sayur untuk konsumsi setiap harinya, Bianca mengaku mulai memahami manfaat dan kegunaan sayur yang setiap hari dirawatnya tersebut.
“Tapi saat bazar saya jadi tahu banyak makanan enak yang diolah dari sayur, sehingga saya merasa sayur itu bisa enak juga ya saat diolah menjadi makanan yang lainnya,” pungkas Bianca. (A.Y)