Harapannya akan dapat dipergunakan oleh semua dosen Universitas Brawijaya untuk mendukung mahasiswa berkebutuhan khusus dapat menyerap materi pembelajaran dari dosen.
ADADIMALANG.COM | Kampus UB – Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 khususnya di pasal 31 ayat 1 disebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, yang memiliki makna bahwa setiap orang memiliki kedudukan yang sama untuk mendapatkan pengajaran atau pendidikan.
Oleh karenanya, Universitas Brawijaya (UB) juga memberikan kesempatan kepada masyarakat yang berstatus berkebutuhan khusus (difabel) untuk dapat memperoleh pendidikan sebagai mahasiswa UB. Dari tahun ke tahu, jumlah mahasiswa berkebutuhan khusus di UB ternyata terus meningkat baik dari sisi peminat ataupun yang diterima.
Menyadari kebutuhan khusus yang dimiliki mahasiswa tersebut, UB juga mendirikan Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) yang menyediakan berbagai program dan dukungan bagi para penyandang disabilitas sela menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya.
Tidak hanya institusi perguruan tingginya, kepedulian juga datang dari lima dosen Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) UB yang mengajukan proposal untuk pembuatan modul penunjang pembelajaran bagi mahasiswa berkebutuhan khusus (tuna rungu) yang didanai oleh Dikti melalui Hibah Inovasi Pembelajaran Bagi Mahasiswa Berkebutuhan Khusus (PENSUS) Skema 1.
“Jadi banyak dosen telah membuat dan memiliki video pembelajaran tetapi video tersebut tidak akan optimal dipahami oleh penyandang disabilitas tuna rungu karena ketiadaan teks subtitle materi yang disampaikan oleh dosen. Oleh karena itu dengan menggunakan modul yang kita ciptakan ini maka video pembelajaran dan teks subtitle tersebut dapat diunggah pada platform kita dan nantinya video pengajaran tersebut akan memiliki subtitle sehingga dapat dipahami mahasiswa berkebutuhan khusus,” ujar Ketua Tim, Dr. Eng., Herman Tolle.
https://youtu.be/IFkB6gsLmx8
Inovasi Modul Penunjang Pembelajaran Bagi Mahasiswa Deaf Pada Learning Management Systems (LMS) BRONE UB ini menggunakan pendekatan yang dirancang khusus untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang inklusif dan memberdayakan mahasiswa difabel khususnya bagi mahasiswa dengan keterbatasan pendengaran dalam mengejar pengetahuan mereka.
Melalui integrasi teknologi dan desain pembelajaran yang responsif, inovasi modul penunjang pembelajaran tersebut bertujuan untuk mengatasi tantangan aksesibilitas yang mungkin dihadapi oleh mahasiswa dengan berbagai kebutuhan khusus yang dapat digunakan oleh semua dosen yang menerapkan pembelajaran berbasis LMS.
“Jadi ada tiga model dalam video pengajaran tersebut yakni yang pertama menggunakan teks subtitle dari setiap kata atau kalimat yang diucapkan dosen, yang kedua semua teks subtitle secara keseluruhan akan dicantumkan di bagian deskripsi video. Sementara yang ketiga adalah mencantumkan video bahasa isyarat, namun yang ketiga ini memang kurang praktis karena harus direkam terlebih dahulu namun model ini juga dibutuhkan,” ujar Herman Tolle yang merupakan Wakil Dekan bidang akademik FILKOM UB.
Dalam modul yang diciptakan tersebut juga memiliki fitur Ruang Diskusi Virtual sehingga mahasiswa dapat berpartisipasi dalam ruang diskusi virtual untuk berkolaborasi dengan rekan sekelas dan dosen yang akan meningkatkan keterlibatan sosial dan juga mendukung pembelajaran berbasis komunitas.
“Fitur yang dimiliki ini tidak hanya dibutuhkan mahasiswa berkebutuhan khusus saja, tetapi untuk kondisi-kondisi tertentu juga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa pada umumnya. Misalkan saja sedang mengikuti kuliah secara daring di lokasi yang ramai sehingga suara dosen tidak terdengar atau terganggu, maka fitur teks subtitle akan sangat membantu mahasiswa memahami penjelasan dosen,” pungkas Dr. Eng., Herman Tolle. (A.Y)