ADADIMALANG.COM | Kota Malang – Dalam rangka peningkatan daya saing produk perkebunan melalui kolaborasi dan hilirisasi komoditas, sebanyak 800 lebih pelaku usaha perkebunan dikumpulkan dalam kegiatan Gebyar Pembangunan Perkebunan di Jawa Timur bersama Gubernur Jawa Timur siang hari tadi, Kamis (16/11/2023).
Dalam kegiatan yang digelar di Grand Mercure Malang Mirama Hotel kota Malang tersebut, Kepala Dispangtan Provinsi Jatim Ir. Dydik Rudy Prasetya, MMA menyampaikan pihaknya sengaja mengumpulkan para pelaku usaha perkebunan itu dengan tujuan mengimplementasikan dan memperkuat kolaborasi antar stakeholder untuk mempertajam arahan Gubernur Jawa Timur yang terkait dengan agriculture di Jawa Timur yaitu tanam, petik, olah dan jual.
“Beberapa rangkaian kegiatan ini telah dilaksanakan seperti talkshow dengan beberapa tokoh perkebunan dan narasumber yang sangat kompeten di dunia perkebunan, selain itu kami juga menampilkan pameran-pameran produk-produk perkebunan yang merupakan hasil produksi teman-teman kelompok tani dan yang dibina oleh kabupaten dan kota yang ada di Jawa Timur,” ungkap Dydik.
Sementara itu, Dirjen Pertanian yang juga hadir yakni Andy Nur Alamsyah, STP., MT., menyampaikan bahwa hingga saat ini sektor pertanian masih terus menjadi andalan perekonomian nasional di dalam kondisi ketidakpastian dimana perekonomian nasional secara umum masih menunjukkan ketahanan dengan ditopang oleh peningkatan permintaan domestik, investasi dan inflasi yang terus terjaga serta berlanjutnya kinerja positif ekspor dari sektor pertanian.
“Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik Januari hingga September 2023 diketahui subsektor perkebunan masih terus menjadi penyumbang terbesar ekspor di sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 91,05 persen dengan nilai ekspor Rp384,86 triliun meski keunggulan tersebut saat ini tengah terancam oleh adanya El Nino sehingga diperlukan strategi nasional untuk antisipasi mitigasi dan adaptasi di bidang pertanian khususnya pada usaha perkebunan dalam menghadapi perubahan iklim terutama untuk memimanilisir dampaknya bagi mutu hasil perkebunan,” ungkap Andy.
Antisipasi mitigasi dan adaptasi tersebut menurut Andy dapat dilakukan dengan membangun kolaborasi antar Kementerian, lembaga Pemda, asosiasi, BUMN dan legislatif untuk mewujudkan end to end proses.
“Dari sejumlah tantangan dalam subsektor perkebunan saat ini, Pemerintah melihat Provinsi Jawa Timur telah dan terus berkomitmen penuh untuk turut serta meningkatkan produksi nilai tambah dan daya saing komoditas perkebunan dimana Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendukung peningkatan produksi komoditas perkebunan dengan mendorong pesantren-pesantren untuk menggali potensi lahan kopi dan kakao dan mengoptimalkan peran asosiasi petani tebu untuk memanfaatkan transformasi digital dan memperkuat sinergitas,” ujar Dirjen Pertanian.
https://youtu.be/vmokT9MhmOk
Berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut menurut Andy berdampak positif pada kinerja produksi beberapa komoditas perkebunan unggulan Provinsi Jawa Timur yang sejak tahun 2019 hingga tahun 2022 lalu terus menunjukkan tren meningkat setiap tahunnya yaitu komoditas kopi meningkat 0,29 persen, Kakao meningkat 7,43 persen, tebu meningkat 30,95 persen dan tembakau meningkat 3,11 persen.
“Jawa Timur juga merupakan provinsi produsen gula terbesar produksi tebu dimana pada tahun 2022 mencapai 17,3 juta ton dan menghasilkan gula sebesar 1,1 juta ton dimana jumlah produksi gula tersebut mencapai 49,55 persen dari keseluruhan produksi gula nasional. Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berupaya mendorong para pelaku usaha perkebunan untuk memperkuat hulu hingga hilir, terus berinovasi dan kreatif dalam mengembangkan komoditas perkebunan beserta turunannya dengan didukung teknologi atau digitalisasi yang mumpuni serta dengan mengajak asosiasi pengusaha Indonesia memperkuat sektor pertanian perkebunan dan peternakan,” pungkas Andy Nur Alamsyah.
https://youtu.be/IWWsglekD7g
Ditemui usai kegiatan dan kunjungan ke beberapa stan pelaku perkebunan di Jatim, Gubernur Jawa Timur, Dr. (H.C.) Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si. menyampaikan bahwa produksi perkebunan di Jatim sangatlah luar biasa.
“Dari seluruh sektor pertanian per 2022 kemarin mencapai Rp303 triliun dimana 1,4 persennya atau Rp40 triliun berasal dari sub sektor perkebunan. Jumlah itu memberikan kontribusi terhadap PDRB Jatim hingga 14,4 persen,” ungkap Gubernur Jawa Timur.
Oleh karena itu, Gubernur Khofifah berharap empat produk besar perkebunan yakni Kakao, Tebu, Kopi dan Tembakau dapat terus dijaga dan dimanage melalui kolaborasi dan hilirisasi.
“Kolaborasi penting karena hilirisasi membutuhkan beberapa kebutuhan dasar termasuk nantinya dengan ekosistem digital ekosistem, marketing hingga pada penunjang, jejaring pasarnya. Dengan kolaborasi itu kita ingin memberikan nilai tambah yg lebih besar melalui hilirisasi,” ungka Gubernur Jawa Timur.
Dengan kondisi dan potensi yng ada di Jawa Timur, Gubernur Jatim Khofifah Indah Parawansa yakin dapat melakukan pengembangan sektor perkebunan dengan lebih luas lagi.
“Dengan kemampuan kita untuk dapat menyiapkan benih dengan baik, hilirisasi dilakukan dengan baik, akses baik, maka saya rasa ini satu sumber pertumbuhan ekonomi yang cukup dapat menjawab bagimana solusi penurunan kemiskinan terutama kemiskinan ekstrim di Jawa Timur ini,” pungkas Khofifah Indar Parawansa.
Selain memberikan penghargaan dan bantuan kepada daerah dan juga kelompok tani yang berprestasi, Gubernur Jawa Timur juga menerima penghargaan dari Dirjen Pertanian atas pencapaian terbaik pada kontribusi peningkatan produksi dan produktifitas serta pengembangan hilirisasi pada sub sektor perkebunan tahun 2022/2023. (A.Y)