Baru kali ini ada kategori Musik selain Sastra, Seni Rupa, Seni Tradisi, Pemerintah Peduli Budaya, dan dua insentif seni budaya.
ADADIMALANG.COM | Kota Malang – Sebagai wujud penghargaan dan upaya untuk mempertahankan seni budaya yang ada agar tidak punah, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) kembali menggelar kegiatan Orasi dan Anugerah Sabda Budaya di tahun ini.
Dalam kegiatan Orasi dan Anugerah Sabda Budaya ke-6 kalinya di tahun ini terasa lebih istimewa, karena baru di tahun inilah terdapat kategori musik selain kategori-kategori lainnya seperti Sastra, Seni Rupa, Seni Tradisi dan kategori Pemerintah Peduli Budaya.
Hal tersebut disampaikan oleh Yohanes Padmo Adi Nugroho, M.Hum., selaku Ketua Pelaksana Orasi dan Anugerah Sabda Budaya ke enam di tahun ini.
“Anugerah Sabda Budaya ini adalah bagian integral dari keilmuan kami di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) yang sangat concern di bidang seni budaya dan ilmu-ilmu humaniora. Oleh sebab itu menjadi tanggung jawab bagi kami untuk mengapresiasi segala jerih payah, karya dan capaian para seniman dan budayawan terutama di Jawa Timur ini dalam bentuk kegiatan Orasi dan Anugerah Sabda Budaya ini,” jelas Yohanes Padmo Adi Nugroho.
Menurut pria pengajar Sastra Jepang ini, untuk Anugerah Sabda Budaya di tahun 2024 ini ada tujuh kategori yakni Sastra, Seni Rupa, Seni Tradisi, Pemerintah Peduli Budaya, dan Seni Musik. Selain Anugerah Sabda Budaya, ada dua insentif budaya yang akan diberikan yakni untuk komunitas seni budaya dan untuk personel atau orang individu.
“Nama-nama para peraih anugerah ini sebenarnya sudah tercatat dalam database kami itu sejak 2018 atau sejak Anugerah Sabda Budaya itu digelar pertama di 2018. Nama-nama seniman dan budayawan di Jawa Timur itu kami catat semuanya lalu kami diskusikan oleh dewan kurator yang melihat beberapa persyaratan seperti berasal dari Jawa Timur atau tinggal di Jawa Timur atau mungkin ktp-nya bukan Jawa Timur tetapi berkarya di Jawa Timur, lalu yang kedua adalah orang yang concern di bidang seni budaya sesuai dengan bidangnya masing-masing, lalu yang ketiga itu juga mengembangkan keilmuan-keilmuan dan membuat karya seni budaya,” jelas Yohanes.
Dari masing-masing kategori diakui memiliki jumlah kandidat yang berbeda mulai dari tiga hingga sepuluh ataupun 15 kandidat.
Dalam sambutannya, Dekan FIB UB yakni . Prof. Hamamah, Ph.D., menyampaikan rasa bangganya atas pelaksanaan Anugerah Sabda Budaya oleh FIB UB hingga tahun ke enam kali ini.
“Kegiatan pemberian penghargaan (awarding) untuk pelaku seni budaya seperti kegiatan Anugerah Sabda Budaya ini merupakan kegiatan awarding satu-satunya yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi di Indonesia untuk para pelaku seni budaya,” ungkap Hamamah.
Dengan adanya kegiatan Orasi dan Anugerah Sabda Budaya tersebut Hamamah berharap FIB UB dapat bergandengan tangan untuk berkolaborasi bersama guna mendukung kemajuan seni dan budaya untuknmemperkuat dan memperkaya khazanah budaya Indonesia khususnya yang ada di Malang Raya dan Jawa Timur.
Apresiasi positif disampaikan Rektor Universitas Brawijaya, Rektor UB Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D., Med.Sc. yang menyampaikan sambutannya secara daring disaksikan para peserta kegiatan.
“Selama 15 tahun FIB UB telah mengukuhkan diri sebagai pusat pengembangan ilmu humaniora dan budaya dan bukti nyatanya hingga tahun 2024 ini Fakultas Ilmu Budaya UB telah aktif melibatkan lebih dari 26 komunitas budaya dalam kegiatan pelestarian budaya dan seni termasuk kontribusi signifikan dalam acara langgam budaya Brawijaya yang turut dihadiri oleh Perwakilan Daerah dan UMKM,” ujar Rektor UB.
Lebih lanjut Prof. Widodo juga menegaskan bahwasanya FIB UB juga memimpin dalam penerapan digital humanitis guna melestarikan budaya lokal, dimana hingga saat ini tercatat 70 persen arsip budaya lokal Jawa Timur telah terdigitalisasi sehingga memungkinkan untuk dapat lebih mudah diakses dan dijangkau lebih luas oleh publik dan juga peneliti.
“Pada hari ini penghargaan Anugerah Sapta Budaya diberikan kepada tokoh-tokoh budaya seniman dan komunitas yang berdedikasi dalam pelestarian seni tradisi, semoga penghargaan ini menginspirasi kreativitas dan komitmen terhadap pelestarian budaya kita,” tukas Rektor UB sebelum membuka acara secara resmi.
Pelaksanaan Anugerah Sabda Budaya ke enam kalinya ini menurut Dekan FIB UB merupakan wujud konsistensi FIB UB dalam mendukung karya-karya seniman, sastrawan, budayawan khususnya dibMalang Raya dan Jawa Timur karena kami menyadari selama ini belum ada perhatian khusus untuk para seniman dan budayawan yang dulu mampu berkarya dan kini mulainjarang berkarya sehingga dikhawatirkan tidak ada yang melestarikan seni budaya yang ada.
“Saat ini kami mengembangkan digital humanity dimana dengan teknologi kita akan membuat karya-karya itu dapat dinikmati sepanjang zaman yang kami diawali dengan memberikan kurasi, kemudian memberikan Anugerah Sabda Budaya dan setelahnya itu kami akan dampingi supaya karya beliau-beliau ini bisa kita dokumentasikan dalam bentuk digital untuk menjadi aset budaya,” ujar Prof. Hamamah.
Di momen Orasi dan Anugerah Sabda Budaya tersebut juga dilaksanakan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya dengan PT. Sunlife Insurance Indonesia dalam rangka pendampingan mahasiswa tingkat akhir FIB UB agar siap masuk ke dunia kerja.
Apresiasi juga disampaikan Wakil Rektor 2 Bidang Keuangan Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Muchamad Ali Safaat, SH., MH., yang juga menghadiri kegiatan tahunan FIB UB tersebut.
“Kami mengapresiasi Anugerah Sabda Budaya yang dilakukan oleh Fakultas Ilmu Budaya UB karena pengembangan kebudayaan tentu saja menjadi hal penting dalam upaya untuk menciptakan kebahagiaan dari manusia, karena kan tidak semua aspek itu dapat dipenuhi dari pengembangan ilmu pengetahuan semata atau teknologi semata. Tetapi ada wilayah budaya yang memang harus dikembangkan karena itu akan sangat menentukan bagaimana sebuah bangsa itu berkembang,” ungkap Ali Safaat.
Anugerah Sabda Abadi kali ini diterima oleh Sasti Gotama untuk kategori Sastra, Koeboe Sarawan dari Kota Batu menjadi penerima anugerah di kategori Seni Rupa, dan Mbah Karimun (alm) dari Pakisaji menjadi penerima anugerah untuk kategori Seni Tradisi yang kehadirannya diwakili oleh Handoyo selaku ahli warisnya.
“Ian Antono dari Jakarta menjadi penerima penghargaan kategori Seni Musik, sementara pada kategori Pemerintah Peduli Budaya ada Yudil Chatim, S.kM., M.Ed. yang berasal dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan (atdikbud) dan merupakan salah satu pendukung berdirinya Rumah Budaya Indonesia oleh FIB UB di Tianjin Foreign Studies University, Tiongkok,” ungkap Yohanes.
Teater Api Indonesia dari Surabaya digolongkan sebagai penerima insentif kategori Komunitas Seni/Budaya, sementara Adrian Pawitra (alm) dari Madura sebagai penerima insentif kategori Pelestari Bahasa. Adrian merupakan pembuat kamus Bahasa Madura-Indonesia.
Usai menerima Anugerah Sabda Budaya yang diberikan langsung oleh Dekan FIB, Ian Antono menghibur tamu undangan dan peserta kegiatan dengan menampilkan salah satu lagu ciptaannya bersam penyanyi asal kota Batu Krisdayanti. (A.Y)