Kota Malang – Pelaksanaan konsep full day school oleh Kementerian Pendidikan Republik Indonesia sebagai upaya pembentukan karakter siswa SD juga dilaksanakan di sekolah-sekolah yang ada di kota Malang, namun hingga saat ini belum ada evaluasi dari pelaksanaannya di kota Malang. Menurut anggota Komisi D DPRD kota Malang Soni Yudiarto, program full day school dinilai cukup membawa perubahan yang signifikan bagi siswa, guru hingga orang tua siswa.
“Memang saat ini program full day school itu tidak dipaksakan bagi sekolah yang belum siap untuk infra struktur atau kondisi sekolahnya. Jika itu diterapkan di sekolah swasta maka bisa dipastikan siswa dan orang tuanya pasti setuju, tetapi bagi sekolah negeri belum tentu semua orang tua akan setuju. Karena membawa banyak konsekuensi seperti harus menyiapkan bekal bagi anak mulai pagi hingga sore hari,” ujar Soni Yudiarto.
Menurut Soni, masih banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan full day school seperti mekanisme jika ada orang tua siswa yang keberatan atau tidak mampu jika konsep full day school diterapkan.
Hal yang serupa juga dinyatakan oleh sesama anggota di Komisi D DPRD kota Malang, Syaiful Rusdi yang menyatakan bahwa setelah satu tahun diterapkan oleh Kementerian Pendidikan harus ada evaluasi seperti dampak bagi intelektual anak, masa tumbuh kembang anak hingga kesibukan siswa.
“Kalau di Malang kita juga ingin tahu seberapa efektif konsep full day school tersebut, belum lagi orang tua juga menjadi sibuk menyiapkan kebutuhan anak-anaknya yang sampai sore ada di sekolah,” ungkap Syaiful Rusdi.
Selain melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan full day school,Syaiful Rusdi juga akan melakukan evaluasi terhadap besaran anggaran pendidikan di APBD kota Malang.“Harus segera kita lakukan evaluasi apakah besaran prosentase anggaran pendidikan di APBD di luar gaji itu sudah cukup, kurang atau berlebih. Karena seperti apapun konsep dan program pendidikan jika tidak didukung dengan anggaran dana yang cukup maka tidak akan berjalan dengan baik semua rencana program yang akan dilaksanakan,” ungkap politisi asal Partai Amanat Nasional ini.
Menurut Syaiful, adanya temuan sekolah yang rusak juga bisa menjadi salah satu parameter apakah anggaran pendidikan di APBD kota Malang sudah cukup atau kurang, sudah terserap atau belum.
“Aturan tentang konsep full day school juga perlu dibahas apakah perlu dimasukkan dalam Perda Pendidikan atau tidak,” pungkas Syaiful Rusdi.
Sementara itu, ditemui usai mengantarkan anaknya yang baru kelas 1 sekolah dasar di daerah bunulrejo, Abdul Sutikno menyatakan dirinya kurang setuju terhadap pelaksanaan Full Day School bagi anak SD khususnya yang baru di kelas-kelas awal.
“Biasanya masuk pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 11.00 WIB tapi sekarang pulang pukul 13.00 WIB, kan kasihan wong baru kelas 1 SD,” ujar Abdul Sutikno.
Lebih lanjut Sutikno menyatakan selain dirinya merasa kasihan kepada anaknya yang baru umur tujuh tahun itu mengikuti full day school, sebagai orang tua Abdul juga harus mengeluarkan biaya tambahan.
“Karena waktu sekolahnya lebih lama akhirnya harus menyediakan bekal sekolah dan kalau tidak diberi bekal maka uang saku sekolahnya harus ditambah untuk bisa membeli makan siang,” pungkas Abdul.
Sementara itu saat ditanya tentang rencana evaluasi full day school oleh anggota DPRD kota Malang, Wali Kota Malang H. M. Anton mempersilahkan saja jika memang mau dilakukan evaluasi karena pemerintah kota Malang melalui Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Pendidikan sudah melakukan yang terbaik yang bisa dilakukan untuk menjalankan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tersebut.
“Yang jelas saya sudah instruksikan kepada sekolah-sekolah yang ada di kota Malang agar tidak memaksakan diri jika infra struktur di sekolahnya masih belum bisa untuk melaksanakan program full day school tersebut,” ujar Abah Anton, panggilan akrab Wali Kota Malang tersebut.
Abah Anton lebih lanjut menyatakan bahwa selain sekolah anak-anak juga banyak yang mengikuti pendidikan di sekolah-sekolah ngaji setelah mereka pulang sekolah, sehingga Wali Kota Malang tidak mau jika sekolah-sekolah ngaji nanti tidak mendapatkan murid jika semua sekolah yang belum siap menjalankan full day school tersebut memaksakan diri. (A.Y)