Kota Malang – Sosok Wali Kota Malang Non Aktif Mochammad Anton yang mencalonkan kembali sebagai Calon Walikota dalam Pilkada kota Malang tahun ini dinilai layak mendapatkan predikat sebagai tokoh publik yang multi talenta. Berdasarkan kinerjanya selama lebih dari empat tahun memimpin kota Malang, berbagai penghargaan atas beragam prestasi telah berhasil diukir oleh pemerintah Kota Malang. Selain menjabat sebagai orang nomor satu di kota Malang, M. Anton yang seorang pengusaha ini ternyata piawai dalam melantunkan lagu.
Musik memang tak bisa dilepaskan dari sosok pria berusia 51 tahun ini, karena selain kerap melantunkan lagu melayu hingga dangdut di beberapa kesempatan, pria yang kerap disapa dengan Abah Anton ini juga piawai menyanjikan tembang religi “Rindu Cahaya Rasul”.
Dalam Single religi berjudul ‘Rindu Cahaya Rasul’yang berdurasi 5 menit 28 detik tersebut, Abah Anton berperan sebagai lead vokal dalam lagu yang menceritakan tentang kerinduan mendalam kepada Rasulullah SAW.
Pengerjaan single Rindu Cahaya melibatkan para musisi Malang dimana salah satunya dari d’Kross Band.
“Hatur kasih kuucapkan pada Rasul junjungan kita. Tak akan pernah hilang rinduku, kuharapkan berjumpa denganmu. Allahumma Shalli Alaa Sayyidinaa Muhammad junjunganku yang menuju jalan hidupku,” sebagian lirik lagu yang dibawakan dengan syahdu oleh Abah Anton.
Sementara itu, untuk memfasilitasi karya dan kreatifitas musisi-musisi kota Malang serta menjawab kebutuhan wadah musisi di Kota Malang untuk berekspresi, Abah Anton menyampaikan gagasan pembangunan gedung yang representatif yaitu Malang Art Center di kawasan Kedungkandang.
“Selain dipergunakan sebagai tempat konser, Malang Art Center itu digunakan untuk pertunjukan seni budaya lain, terutama mengakomodir pegiat seni muda di kota Malang. Ini bukti keseriusan untuk menggali dan membangkitkan kembali Malang sebagai barometer musik nasional. Ini harus bisa diteruskan oleh anak-anak muda kita sekarang,” ujar Abah Anton, Jum’at (09/03).
Malang Art Center nanti juga akan dkembangkan sebagai pusat edukasi dan pelestarian budaya sehingga menurut Abah Anton Malang Art Center bukan semata-mata sebagai tempat megah untuk tempat pertunjukan seni budaya tetapi sebagai simpul bagi bertemunya semua elemen masyarakat dalam upaya menghidupkan budaya.
“Tentu keberadaannya perlu didukung berbagai festival dan forum seni budaya, dan mengintegrasikan muatan lokal di sekolah dengan fungsi pelestarian budaya,” pungkas Abah Anton.
Pemerintah Kota Malang di bawah kepemimpinan Abah Anton selama ini selain rutin memfasilitasi musisi musisi Kota Malang untuk unjuk gigi melalui festival tahunan pada peringatan HUT Kota Malang dan Momentum Kemerdekaan Republik Indonesia, juga rutin menyelenggarakan Workshop Musik yang menjadi satu bagian dari Festival Mbois, yang rutin diselenggarakan MCF (Malang Creative Fusion) bekerja sama dengan Pemerintah Kota Malang.
Abah Anton juga memfasilitasi tempat Museum Musik Indonesia sebagai museum data arsip musik satu-satunya yang ada di Indonesia yang saat ini berlokasi di Gedung Kesenian Gajayana di jalan Nusa Kambangan nomor 19 kota Malang. (A.Y)