Kota Malang – Menyadari besarnya jumlah pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang ada di wilayah Malang Raya yang tidak masuk dalam kategori kota besar di Indonesia, Mercy Corps Indonesia sejak bulan Februari tahun 2017 lalu telah menjalankan program Strengthening and Improving the Vibrant Entrepreneuril Ecosystem (STRIVE) di kota dan kabupaten Malang serta kota Batu.
STRIVE Program Manager, Nino Rianditya Putra menjelaskan bahwa Mercy Corps Indonesia (MCI) merupakan yayasan pengembangan lokal yang bekerja di beberapa isu seperti adaptasi perubahan iklim, pengurangan resiko bencana dan pengembangan ekonomi (agriculture, woman, UMK) dan lain sebagainya.
“Salah satu isu yang kita kerjakan adalah pengembangan ekonomi para pelaku UMK dalam bentuk program STRIVE dimana tujuan yang ingin dicapai adalah pengembangan kemampuan para pelaku UMK serta pengembangan ekosistem di sekitar pelaku UMKM yang mampu menyokong usahanya,” ungkap Nino Rianditya Putra kepada awak media di Library Coffee sore hari tadi, Jumat (20/04).
Program STRIVE menurut Nino memang dilaksanakan oleh Mercy Corps Indonesia dengan menggandeng Lembaga Jasa Keuangan (LJK), pelaku sektor wisata, instansi pemerintah dan penyedia layanan pengembangan bisnis yang sudah bergerak di sekitar masyarakat sebagai mitra yang akan menjalankan pelatihan dan mentoring kepada para pelaku UMK di Malang Raya.
“Untuk mitra memang dipilih dengan beberapa kategori seperti sudah ada kedekatan dengan masyarakat dan mitra itu merupakan bagian dari ekosistem si pelaku UMKM yang tentunya juga ada keuntungan dengan menjadi mitra program STRIVE ini,” ungkap Nino.
Sementara itu, City Coordinator STRIVE untuk Malang, Wirya menjelaskan bahwa program STRIVE yang dijalankan sejak bulan Februari 2017 hingga Juni 2018 ini mulai berjalan sejak bulan Maret 2017 setelah adanya proses penyeleksian dan pendataan para calon peserta program STRIVE yang disebut dengan STRIVER tersebut.
“Setelah itu kita mulai program Trainer of Trainee (TOT) di bulan Oktober untuk enam mitra terpilih yang akan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para STRIVER,” ungkap Wirya.
STRIVE Program Assistant, Andi Dian Roosahandita menjelaskan bahwa dari pelaksanaan program STRIVE sejak tahun 2017 lalu hingga saat ini sudah tercatat ada sekitar 2.400 UMK di Malang Raya yang sudah mendapatkan pelatihan dan mengikuti program STRIVE tersebut.
“Yang sudah dilatih sekitar 2.400 dimana 700 UMK berasal dari wilyah kota Malang, dan 1.700 dari wilayah kabupaten Malang dan kota Batu. Para STRIVER ini dipilih dari pelaku UMK yang bergerak di bidang pengolahan makanan dan minuman, pedagang eceran serta agrikultur,” ungkap Andi Dian Roosahandita.
Diakui oleh Andi bahwa permasalahan yang dominan disampaikan menjadi kendala para pelaku UMK yang mengikuti program STRIVE ini adalah masalah akses ke lembaga keuangan yang terkait dengan permodalan.
Nino Rianditya Putra lebih lanjut menjelaskan bahwa usai mengikuti program STRVE ini para pelaku UMK akan menjalani proses pendampingan dimana STRIVER yang terpilih akan menjadi mentor bagi pengusaha baru yang sedang memulai usahanya
“Meskipun sudah mencapai 2.400 pelaku UMK namun ternyata masih banyak juga pelaku UMK yang belum bisa mendapatkan pelatihan atau mengikuti program STRIVE, sehingga program STRIVE ini bisa saja akan kembali dilaksanakan kembali atau juga direplikasi di daerah lain,” ungkap Nino.
Sebelum mengakhiri pertemuan, Nino menegaskan bahwa salah satu ciri khas program yang dilaksanakan oleh Mercy Corps Indonesia (MCI) ini adalah keberlanjutan dari program yang sudah pernah dijalankan sebelumnya sehingga ada keberlanjutan dari setiap program yang dijalankan oleh Mercy Corps Indonesia. (A.Y)