Kota Malang – Setelah melakukan wawancara secara langsung kepada 835 responden dari 38 kota yang ada di wilayah Jawa Timur dilakukan di 38 kota di Jawa timur 835 orang dengan metode multistate random sampling, Laboratorium Kebijakan Publik&Perencanaan Pembangunan (LKP3) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) secara resmi memaparkan hasil survey yang dilakukannya.
Sekretaris Laboratorium Kebijakan Publik dan Perencanaan Pembangunan (LKP3) FIA UB, Andi Kurniawan menjelaskan bahwa survey yang dilaksanakan oleh LKP3 FIA UB tersebut merupakan Survey Persepsional masyarakat terhadap Program dari dua Pasangan Calon Gubernur Jawa Timur pada Pilgub Juni mendatang.
“LKP3 FIA UB melaksanakan survey sebagai bagian dari fungsi LKP3 yang merupakan lembaga pendidikan dengan lingkup aktivitas melakukan kajian, pendampingan hingga konsultasi di bidang pelayanan publik. Dan menurut kami memilih Kepala Daerah itu sama saja dengan merencanakan pembangunan,” ungkap Andi Kurniawan.
Survey yang dilaksanakan terhadap program kedua Paslon Gubernur yang sama-sama mengusung Sembilan Program tersebut, menurut Andi akan diketahui program mana yang memiliki persepsi di masyarakat sebagai program yang Menarik, Mudah Dipahami, Yakin Bisa Direalisasikan, Penting dan Memang Dibutuhkan, Tepat Menjawab Persoalan serta Adil menjangkau semua kalangan.
“Adapun Sembilan program dari kedua Paslon Gubernur Jatim ini antara lain meliputi bidang Ketahanan Pangan, Infrastruktur, Kesehatan, Pariwisata, Sosial (Kemiskinan), Ketenagakerjaan, Pendidikan Menengah, Ekonomi dan juga Ekspor,” ungkap Andi dalam paparannya kepada awak media di Hotel UB siang ini, Selasa (08/05).
Kesimpulan dari hasil survey LKP3 FIA UB tersebut diketahui bahwa Secara Persepsionnal Program Gus Ipul-Puti lebih bisa diterima dari program Khofifah-Emil, dimana program Gus Ipul lebih unggul pada bidang Ketahanan Pangan, Pariwisata dan Pendidikan. Sementara program Khofifah-Emil unggul di bidang Infrastruktur dan Ekspor, sementara di bidang sosial (kemiskinan) dan kesehatan memiliki skor yang sama untuk bisa diterima oleh masyarakat.
“Elektabilitas tokoh dan program memiliki pola yang sama, tetapi pada elektabilitas tokoh memiliki gab yang cukup jauh antara Paslon Gus Ipul-Puti dengan Khofifah-Emil, sementara gab program kedua Paslon hanya memiliki gab yang tidak terlalu jauh. Ini membuktikan bahwa pemilih Jatim lebih banyak pemilih emosional daripada pemilih rasional,” ungkap Andi.
Meski hasil survey menunjukkan keunggulan Paslon Gus Ipul-Puti, namun dengan sisa waktu yang cukup panjang menurut Andi masih memungkinkan terjadi perubahan yang signifikan.
“Masih ada waktu dan masih terbuka kemungkinan apapun hasil juga bisa berubah,” pungkas Andi Kurniawan. (A.Y)