Kota Malang – Melihat banyaknya permasalahan yang muncul terkait dengan persawahan, Universitas Wisnuwardhana (Unidha) Malang menggelar seminar nasional tentang Sawah Berkelanjutan dengan menghadirkan Asisten Deputi Prasarana dan Sarana Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ignatia Maria Honggowati di Aula Gedung F lantai II Unidha, Sabtu (29/09).
Menurut Ignatia Maria Honggowati, meskipun negara Indonesia adalah negara agraris namun di sektor pertanian tidak menunjukkan grafik peningkatan yang signifikan.
“Bahkan tidak kurang dari 100-110 juta hektar lahan pertanian setiap tahunnya berubah menjadi pemukiman penduduk serta terjadi perubahan global pada sumber daya alam, alih fungsi lahan pertanian, penurunan produktifitas lahan, dampak tatanan kehidupan sosial, dan berbagai isu kebijakan dituding sebagai faktor utama penyebab tersendatnya perkembangan sektor pertanian,” ungkap Ignatia Maria Honggowati..
Dari berbagai penyebab tersebut akhirnya membuat Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris justru bergantung pada impor bahan pangan, selain belum tegasnya penerapan Undang-Undang nomor 41 tahun 2009 tentang penetapan tanah berkelanjutan.
“Seharusnya berjalan sejak 2009 atau 2012 sejak Peraturan Pemerintahnya turun, tetapi menerapkan peraturan ini juga tidak mudah karena banyak hal yang perlu dipersiapkan seperti dana yang besar. Jika ada bangunan berdiri di atas lahan berkelanjutan, maka bangunan tersebut adalah bangunan ilegal karena menyalahi UU 41 Tahun 2009 tersebut. Perlu peran Menteri PUPR dalam memperhatikan Agraria Tata Ruang (ATR) Pertanian, karena jika ada perubahan status maka ATR tidak akan mengeluarkan sertifikat,” uar Igantia Maria H.
Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian Unidha, Idiek Donowati menyatakan bahwa mahasiswa diharapkan perlu untuk mengetahui dan memahami masalah pertanian khususnya tentang Sawah Berkelnjutan.
“Harapannya mahasiswa bisa berperan aktif dan mensosialisasikan peraturan ini pada masyarakat untuk menopang pertanian. Mahasiswa juga diharapkan mampu mengembangkan ide-ide baru yang segar dan inovatif agar pertanian di Indonesia ini bisa berkembang,” ungkap Idiek Donowati. (A.Y)