Bahas Harmonisasi Agama dan Pancasila dalam bingkai Indonesia agar generasi muda tidak mudah membenturkan agama dengan Pancasila.
ADADIMALANG – Dengan tujuan untuk menciptakan mahasiswanya sebagai seorang Pancasilais sejati, Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum Politeknik Negeri Malang (UPT MKU Polinema) menggelar kuliah tamu dengan menghadirkan tokoh pendidikan Malang Raya pagi ini, Senin (31/10/2022).
Dalam kegiatan yang digelar di Auditorium lantai 8 Gedung Teknik Sipil Polinema dan dipandu Dr Mohamad Sinal, SH., MH , M.Pd ini, sekitar 350 orang mahasiswa Polinema dari berbagai jenjang mengikuti materi yang disampaikan Guru Besar Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki), Prof. DR. H. Imam Suprayogo., M.Si.

Ketua Pelaksana Kuliah Tamu UPT MKU Polinema, Ahmad Bahaudin Almufaro, S.Pd.I., M.Pd.I menyampaikan dengan pelaksanaan kegiatan kuliah tamu dengan tema tersebut tidak akan ada lagi pertentangan antara agama dan Pancasila.
“Memang akhir-akhir ini juga mulai ditemukan kasus pertentangan atau oembenturan agama dan Pancasila seperti itu. Misalkan yang di istana kapan hari itu ada seorang perempuan bercadar yang diamankan karena membawa senjata api. Itu artinya radikalisme atau upaya untuk mempertentangkan antara agama dan Pancasila itu ada di Indonesia,” ungkap Bahaudin.
Mengakhiri wawancara, Ahmad Bahaudin menegaskan harapannya agar mahasiswa Polinema mampu menjadi mahasiswa yang merupakan Pancasilais sejati sehingga agama tidak perlu dibenturkan lagi dengan Pancasila sebagai ideologi negara.
Ditemui di lokasi yang sama, Ketua UPT MKU Polinema, Dr Hairus Sandy, SH., MH. menjelaskan bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang berbentuk kesatuan meskipun memiliki banyak agama, suku dan ras.
“Meskipun kita memiliki banyak agama, suku dan ras tapi kita berani mengambil bentuk negara kesatuan karena kita sangat yakin Pancasila itu mampu sebagai perekat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kebhinekaan yang ada justru saling mendukung,” ungkap Hairus Sandy.
Hairus berharap materi yang diberikan terkait harmonisasi agama dan Pancasila itu akan membentuk wawasan dan pemahaman para mahasiswa untuk tidak lagi membenturkan agama dan Pancasila sebagai ideologi negara.
“Untuk generasi muda harapannya ke depan itu mampu mengambil hikmah, mampu memetik sebuah pelajaran yang berharga dari agama dan nilai-nilai baiknya Pancasila bahwa semuanya ingin mensejahterakan umat manusia baik lahir maupun bathin,” jelas Hairus Sandy.
Agama dan Pancasila menurut Hairus sebenarnya tidak dapat dipisahkan karena memiliki satu keterkaitan, seperti sila pertama Pancasila yang tidak bertentangan dengan ajaran agama yang ada di Indonesia.
“Di Sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa itu menunjukkan bahwa Indonesia itu memang negara yang bertuhan. Disitulah diimplementasikan dalam ideologi Pancasila. Sejarah telah membuktikan bahwa Pancasila mampu merekatkan semua perbedaan yang ada menjadi suatu kekuatan dengan Bhinneka Tunggal Ika yang dimilikinya,” tukas Hairus Sandy.
Ditemui usai kegiatan, Pembantu Direktur III Polinema, Dr. Eng. Anggit Murdani, ST., M.Eng.,Pembantu Direktur III Polinema, Dr. Eng. Anggit Murdani, ST., M.Eng., menyampaikan materi yang disampaikan oleh Imam Suprayogo sangatlah menarik dan bisa diterima para peserta kuliah tamu pagi tadi.
“Indonesia ini memiliki nilai yang sangat bagus, yang secara potensi dan keberagamannya tidak dimiliki negara lain. Sehingga kita harus bangga memiliki ilai-nilai Pancasila dan nilai-nilai agama. Tapi jangan hanya bangga karena memilikinya saja, tetapi harus dipergunakan,”ungkap Anggit Murdani.
Lebih lanjut ditegaskan bahwa dalam materinya tadi disampaikan agar sebagai warga negara diharapkan tidak berpikir terlalu semput dengan tujuan dapat menjadi warga dunia.
“Saya juga mengapresiasi kerja teman-teman UPT MKU Polinema yang selalu konsisten dalam membangun karakter mahasiswa Polinema seperti yang diharapkan. Kenapa saya sampaikan konsisten, karena UPT MKU ini setiap tahun terus melaksanakan pembinaan. Meski 2 tahun lalu terkena pandemi, pembinaan juga masih dilaksanakan meski harus daring. Selamat dan sukses,” ujar Anggit Moerdani. (A.Y)