Selama 2 hari menggelar pameran karya akademik anggota Asosiasi Akademi Ekonomi Kreatif Kota Malang.
ADADIMALANG – Malang Creative Center (MCC) rupanya tidak hanya dilirik oleh komunitas kreatif yang ada di Malang saja.
Kalangan akademisi yang kerap berhubungan dengan kelompok kreatif ataupun Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) juga mulai berkegiatan di gedung yang disebut-sebut sebagai pusat kegiatan kreatif di Kota Malang ini.
Salah satunya adalah Asosiasi Akademi Ekonomi Kreatif Kota Malang yang merupakan perkumpulan para dosen atau pengajar di berbagai perguruan tinggi di Kota Malang yang melakukan pameran di lantai 6 MCC.
“Jadi kita melaksanakan pameran terkait dengan kegiatan penelitian dan pengabdian yang telah dilaksanakan oleh para dosen anggota Asosiasi. Dimana pameran ini kami bagi dalam 6 klaster yang kami bedakan berdasarkan sub sektor ekonomi kreatif yang ditangani teman-teman dosen,” ungkap Kordinator Divisi Akademik Asosiasi Akademi Ekonomi Kreatif Kota Malang, Drs. Wiyata, M.AB, Ph.D.
Dengan menggelar pameran di MCC tersebut, Asosiasi Akademi Ekonomi Kreatif Kota Malang berharap masyarakat dapat semakin mengenal asosiasi yang masih belum banyak jumlahnya di Indonesia ini.
“Selama dua hari mulai kemarin dan hari ini kami menggelar pameran dengan menampilkan karya-karya intelektual anggota asosiasi, dimana kami juga siap untuk menciptakan atmosfer ekonomi kreatif di masyarakat,” ungkap pria yang juga pengajar di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) ini.
Ditanya peran Asosiasi Akademi Ekonomi Kreatif terhadap ekonomi kreatif di Kota Malang, Wiyata menegaskan awal kehadiran asosiasi berawal dari pelaksanaan Festival Mbois dan terus berproses serta bekerjasama dengan para pelaku ekonomi kreatif.
“Sebenarnya selama ini masing-masing anggota asosiasi yang merupakan dosen di berbagai perguruan tinggi itu telah mengadakan pelatihan maupun pengabdian masyarakat. Nanti dari para pelaku ekonomi kreatif yang pernah didampingi para dosen tersebut dapat ditingkatkan kemampuannya melalui berbagai kelas atau pelatihan yang dilaksanakan asosiasi,” ujar Wiyata.
Asosiasi dengan para akademisi sebagai anggotanya ini menurut Wiyata akan turut serta dalam menciptakan ekosistem kreatif bersama dengan stake holder lainnya seperti Pemerintah, Pengusaha, Media dan unsur lainnya.
“Dengan peran semua pihak yang disebut hexahelix itu maka ekosistem kreatif akan dapat lebih banyak terwujud dan Indonesia akan dapat lebih maju lagi. Semoga Asosiasi ini akan dapat berperan lebih dalam industri kreatif di Kota Malang ini,” pungkas Wiyata. (A.Y)