Kota Malang – Aksi Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Malang (Unisma) pada hari ini (31/8) terkait proses Orientasi Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru justru dipertanyakan oleh Wakil Rektor III, Dr. Badat Muwakid MP.
Menurut Dr. Badat Muwakid MP, setiap kali pelaksanaan Oshika Maba itu mahasiswa lama selalu melakukan aksi demonstrasi dengan isu atau tujuan yang berbeda-beda.
“Kalau dinilai kami tidak melibatkan mahasiswa, maka saya jelaskan bahwa pelaksanaan Oshika Maba Unisma pada tahun 2017 ini dilaksanakan oleh Steering Comittee (SC) dimana perwakilan mahasiswa yaitu anggota BEM juga ada di dalam kepanitiaan SC tersebut. Wong ikut rapat kok sekarang juga ikut demo,” ujar Wakil Rektor yang membidangi Kemahasiswaan ini.
Saat ditanya tentang terlalu mahalnya biaya Oshika Maba yang dibebankan kepada mahasiswa baru Unisma, Dr. Badat Muwakid justru menyatakan dirinya merasa sangat keheranan untuk kedua kalinya.
“Lha wong kami ini bertransaksi dengan para mahasiswa baru dan mereka setuju dengan biaya yang sudah kami cantumkan dalam brosur-brosur Unisma kok mahasiswa lama ini protes. Kami tidak membebankan sedikitpun biaya kepada mahasiswa lama,” ungkap Warek III.
Dr. Badat Muwakid lebih lanjut justru menjelaskan pihaknya tidak ingin menambah beban biaya mahasiswa baru Unisma yang mengikuti Oshika Maba karena harus membeli buku atau kebutuhan lain yang diminta mahasiswa seperti pada pelaksanaan Oshika Maba pada tahun-tahun sebelumnya.
“Dulu mahasiswa baru diharuskan membeli buku yang diminta oleh mahasiswa lama atau membawa beras dan mie yang katanya akan disumbangkan kan itu semakin memberatkan mahasiswa baru. Pokoknya ganti-ganti permintaan mereka setiap tahunnya,” pungkas Dr. Badat Muwakid MP sebelum mengikuti rapat mediasi dengan mahasiswa Unisma yang menjadi peserta aksi. (A.Y)