Sebagai upaya menyesuaikan perubahan kebutuhan dunia industri di era revolusi industri 4.0.3
ADADIMALANG. Pendidikan – Dalam rangka menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri yang terus berkembang sesuai dengan revolusi industri 4.0 saat ini, Politeknik Negeri Malang (Polinema) melaksanakan perubahan dan pengembangan kurikulum ajar.
Pembantu Direktur I Polinema, Supriatna Adi Suwignjo perubahan dan pengembangan kurikulum ajar kepada para mahasiswa tersebut sudah dalam proses di semua program studi yang ada dan akan mulai diterapkan di tahun 2019 dan 2020 mendatang.
“Sebenarnya sudah semua dalam proses pengembangan kurikulum tersebut, tetapi masalah siap atau belum siapnya itu masih belum bisa saya katakan sudah siap 100 persen mengingat kondisi yang berbeda-beda di masing-masing program studi dan jurusan,” ujar Supriatna Adi Suwignjo usai membuka acara workshop evaluasi pengembangan kurikulum dn tracer study di Singhasari Resort kota Batu pagi hari tadi, Kamis (01/08).
Perubahan dan pengembangan kurikulum menurut Pembantu DIrektur I Polinema tersebut merupakan suatu keharusan mengingat perubahan yang ada saat ini berjalan begitu cepat dan sudah tidak bisa dihindari.
“Perubahan kurikulum juga mengikuti perubahan yang terjadi saat ini, termasuk juga kebijakan yang berubah terkait pendidikan vokasi seperti di Polinema ini yang harus menyiapkan SDM yang berkualitas dan kompetensi yang lebih baik sesuai dengan tuntutan perubahan di dunia kerja,” ujar Supriatna Adi Suwignjo.
Selain perubahan teknologi dan perubahan lainnya, saat ini Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) telah mensyaratkan agar pendidikan vokasi menggunakan kurikulum dua sistem dimana mahasiswa bisa melakukan pendidikan di kampus dan juga magang di dunia industri.
“Nantinya setelah magang di dunia industri maka para mahasiswa bisa mendapat sertifikat kompetensi yang bisa menjadi pendamping ijasah saat lulus yang akan sangat berguna nantinya,” ungkap Supriatna.
Kurikulum kedua yang harus diterapkan adalah model teaching factory dimana kampus tidak lagi hanya mengirimkan mahasiswanya ke dunia industri untuk magang saja, melainkan harus menghadirkan dunia industri ke dalam kampus meskipun dalam skala yang lebih kecil.
“Bisa dalam bentuk mini plant yang menunjukkan alur dan proses sesungguhnya suatu perusahaan atau industri tetapi dalam skala kecil. Ini masih sangat memungkinkan,” ujar Pembantu Direktur I Polinema yang ramah ini.
Dan kurikulum ketiga yang diharapkan juga diterapkan adalah model multi entry dan multi system dimana mahasiswa diberi kebebasan untuk menempuh pendidikan dengan jangka waktu yang lebih bebas karena faktor ekonomi dan lainnya.
“Nah pengembangan kurikulum ini diharapkan bisa menggabungkan ketiga kurikulum tersebut menjadi 1 kurikulum yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan industri dan juga regulasi yang ada,” pungkas Supriatna Adi Suwignjo.
Pelaksanaan workshop evaluasi kurikulum kali ini adalah jurusan Teknik Sipil Polinema yang mengundang dosen dan civitas akademika Teknik Sipil untuk melakukan pengembangan kurikulum seperti yang diharapkan.
“Workshop ini salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan para pengajar untuk membuat kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri saat ini,” ujar Kajur Teknik Sipil Polinema, Sumardi.
Selain itu, beberapa alumni Polinema yang sudah bekerja di dunia industri juga diundang untuk ikut sebagai salah satu bahan tracer study yang menjadi pertimbangan perubahan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja saat ini. (A.Y)