Hadirkan trainer dan peneliti DNA serta SNA.
ADADIMALANG – Perkembangan teknologi termasuk dunia digital di dalamnya merupakan suatu keniscayaan untuk tidak menggunakan dan memanfaatkannya. Terkait dengan penggunaan teknologi dalam mengefektif serta mengefisienkan kerja-kerja advokasi yang dilaksanakannya, Non Government Organization (NGO) diharapkan dapat mengenal dan piawai dalam menggunakan Big Data (Maha Data).
Demikian disampaikan oleh Wawan Sobari Ph.D, dosen pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) saat membuka pengabdian masyarakat di Rumah Makan Ratu Rawit Gondanglegi Sabtu kemarin (09/10/2021).
Dengan penggunaan Maha Data yang dikelola dengan memakai beberapa aplikasi dan tools yang ada, Wawan Sobari berharap kerja-kerja advokasi yang dilakukan para aktivis dalam mengawal kepentingan rakyat tersebut dapat menjadi lebih optimal.
“Kami hadirkan para pegiat NGO di Malang Raya ini yang berasal dari berbagai latar belakang kerja advokasinya seperti bidang kesehatan ibu dan anak, pelayanan publik, pendidikan dan lain sebagainya,” ungkap pria yang dikenal sebagai pengamat politik di Malang Raya ini.
Pengenalan Big Data dengan menggunakan aplikasi Social Network Analysis (SNA) dan Discourse Network Analyzer (DNA) selama satu hari tersebut merupakan kegiatan pengabdian masyarakat dari FISIP UB menurut Wawan Sobari merupakan wujud peran dari Perguruan Tinggi untuk turut meningkatkan kemampuan para pegiat NGO demi kepentingan masyarakat.
“Jadi No Left Behind dalam berkegiatan sehingga perguruan tinggi juga berperan dalam peningkatan kapasitas para pegiat NGO ini,” ujar Wawan Sobari.
https://www.youtube.com/watch?v=usMMRLR4kqc
Para peserta workshop nampak sangat antusias mengikuti penyampaian materi dari trainer dan peneliti DNA Mokh. Sobirin yang memperkenalkan pengenalan aplikasi SNA dan DNA dan manfaatnya dalam kegiatan advokasi.
“Jika SNA mungkin sudah mulai ada, tetapi hingga saat ini masih sedikit sekali teman-teman NGO yang mengenal ataupun menggunakan aplikasi DNA. Padahal dengan penggunaan aplikasi DNA dapat diketahui isu mana yang lebih dapat diangkat hingga orang-orang mana saja yang dapat diajak menjadi teman dan mana yang harus diwaspadai sebagai lawan berdasarkan analisis dari DNA tersebut,” ungkap Mokh. Sobirin.
Apresiasi positif diberikan dari para peserta kegiatan yang merupakan anggota NGO di Malang Raya tersebut.
“Ini menjadi ilmu baru bagi kami di NGO sehingga kerja-kerja kami akan dapat lebih efektif dan efisien. Dengan aplikasi yang diperkenalkan tadi membuat kami dapat lebih memilih dan memilah isu-isu mana yang dapat diangkat agar lebih mengena dan mencapai target yang ingin dicapai,” ungkap Adi Khisbul Waton dari Malang Development Watch (Maladewa).
Pengabdian masyarakat dari FISIP UB tersebut diharapkan Adi masih dapat dilanjutkan untuk kegiatan pengenalan Big Data tahap selanjutnya, mengingat saat ini masih dalam tahap pengenalan dasar sehingga membutuhkan pembelajaran lanjutan.
“Ini ketigakalinya FISIP UB bekerja bersama dengan Maladewa dan harapannya akan ada kegiatan lanjutan dalam rangka peningkatan keilmuan, wawasan dan juga kapasitas teman-teman NGO di Malang Raya. Terimakasih FISIP UB,” pungkas Adi Khisbul Waton yang juga alumnus Universitas Brawijaya ini. (A.Y)