Tekankan jati diri sebagai seorang praktisi sejati yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri di masa PKKMB.
ADADIMALANG – Pendidikan Vokasi dinilai lebih banyak memiliki tingkat yang lebih tinggi untuk link and match dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (dudi). Oleh karenanya, pendidikan vokasi di Universitas Brawijaya (UB) dilaksanakan dengan sebaik mungkin termasuk dengan penyediaan fasilitas yang mumpuni untuk para mahasiswa dapat lulus dengan kompetensi yang sesuai kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.
Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Universitas Brawijaya (UB), Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D. Med.Sc. yang juga hadir dalam pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Fakultas Vokasi UB di kampus Dieng pagi hari tadi, Sabtu (20/08/2022).
“Saya ucapkan Selamat Datang kepada para mahasiswa baru yang diterima di Fakultas Vokasi ini. Pendidikan Vokasi ini merupakan salah satu pendidikan yang menjadi titik tumpu pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Nasional Indonesia, sehingga kalian harus merasa bangga untuk itu. Yang kedua, tidak semua pendaftar dapat diterima di Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya ini,” ujar Widodo.
Menurut Widodo daripada pendidikan yang lainnya, pendidikan vokasi dinilai memiliki tingkat link and match yang lebih tinggi dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (dudi), sehingga saat ini Pemerintah Indonesia tengah menggalakkan upaya pendidikan vokasi di tanah air.
“Oleh karena itu nantinya akan banyak sekali program pemerintah dan program pengembangan SDM serta platform pembangunan kita yang akan didasarkan pada SDM Vokasi,” ujar Rektor Universitas Brawijaya.
Menutup sambutannya, Rektor UB menegaskan pihak Universitas Brawijaya melalui fakultas Vokasi telah menyiapkan berbagai fasilitas dan infra struktur untuk mendukung kualitas mahasiswa atau lulusan Vokasi UB memiliki kualitas yang terbaik di bidangnya.
“Kita siapkan semua fasilitas terbaik termasuk para pengajarnya, namun itu tidak akan cukup karena kesuksesan itu muncul dan diraih oleh kalian semua sebagai mahasiswa yang menjalani pendidikan itu sendiri. We Are Vokasioner. Vokasioner… Praktisi Sejati…!!!,” pungkas Rektor UB.
Sementara itu, Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan Vokasi UB, Dr. rer.pol Romy Hermawan, S.Sos., MAP menyampaikan jika di tahun ini Fakultas Vokasi menerima sebanyak 1.276 orang mahasiswa baru dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia.
“Alhamdulillah saat ini kondisi pandemi mulai mereda sehingga Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya dapat melaksanakan kegiatan PKKMB tahun ini secara luring,” ujar Romy.
Sebanyak 1.276 orang mahasiswa baru Fakultas Vokasi UB tersebut selama PKKMB akan terbagi dalam 50 cluster dengan nama-nama kerajaan yang pernah ada di nusantara sebagai identitas setiap cluster.
https://youtu.be/B_WCNtOpPWo
Ditemui usai pembukaan PKKMB Vokasi UB, Dr. Unti Ludigdo, SE., M.Si., AK selaku Dekan Vokasi UB menegaskan dalam yang pertama dan utama mahasiswa Vokasi harus mengenali dirinya. We Are Vokasioner, itu yang penting karena itu menyangkut proses penggemblengan dirinya sebagai mahasiswa vokasi yang diproses dengan kombinasi 40 persen teori dan 60 persen praktik. Mindset ini harus terbangun dan banyak aspek keterampilan yang harus dilakukan, misalkan proses magang akan beda dengan mahasiswa S1 karena mahasiswa vokasi akan wajib magang di industri. Di dalam tahapan awal khususnya PKKMB ini para mahasiswa harus paham mindset tersebut
Menyadari perbedaan pola pendidikan di perguruan tinggi dan SMA, Unti Ludidgo juga menegaskan bahwa pihak Fakultas Vokasi UB telah menyiapkan Unit Kekerasan Seksual dan Perundungan yang akan membantu para mahasiswa termasuk mahasiswa baru Vokasi UB jika mendapat perlakuan baik terkait kekerasan seksual ataupun perundungan.
“Dengan adanya unit ini maka akan membantu para mahasiswa untuk dapat merespon dan mengambil tindakan jika menjadi korban kekerasan seksual ataupun perundungan. Begitu pula dengan mahasiswa yang menjadi pelaku, harus siap dengan konsekuensi yang harus mereka terima jika melakukannya,” pungkas Unti Ludidgo. (A.Y)