Kota Malang – Proses Orientasi Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (OSHIKA MABA) yang dianggap sakral sebagai pembentukan karakter mahasiswa baru Universitas Islam Malang (Unisma) dinilai telah memberangus hak-hak Badan Eksekutif Mahasiswa untuk turut serta dalam pembuatan konsep dan peran wakil mahasiswa di dalamnya. Alasan tersebut yang kemudian membuat sekitar 50 orang mahasiswa Unisma melakukan aksi demonstrasi di depan gedung Rektorat Unisma yang juga menjadi tempat pendaftaran mahasiswa baru 2017.
“Sesuai aturan yang ada maka seharusnya Oshika Maba Unisma ini melibatkan mahasiswa dalam proses pembuatan konsep hingga saat pelaksanaanya mendatang, tapi kenyataannya justru tidak ada,” ujar Korlap Aksi, Sena Kogam.
Dalam pers releasenya, para peserta aksi menilai pihak kampus Unisma secara otoriter telah memberangus apa yang menjadi hak-hak BEM dalam proses Oshika Maba Unisma tersebut.
Sementara itu, Presiden Badan Ekaekutif Mahasiswa (BEM) Unisma Darmawandi menjelaskan pihaknya juga menuntut adanya transparansi dana Oshika Maba.
“Biaya yang dibebankan kepada mahasiswa baru Unisma untuk mengikuti proses Oshika Maba itu terlalu besar yaitu Rp.2 juta, padahal berdasarkan kajian kami dengan Rp.500 ribu saja sudah cukup,” ujar Darmawandi.
Hingga pukul 12.00 WIB hari ini, antara demonstran dan pihak petinggi kampus seperti Rektor dan Wakil Rektor III sedang melakukan mediasi di ruang rapat Rektorat. (A.Y)